CTL Tingkatkan Prestasi Belajar Bangun Ruang

SRI MARYANTI, S.Pd.SD. Guru SD Negeri 3 Ngaglik, Bulukerto Wonogiri
SRI MARYANTI, S.Pd.SD. Guru SD Negeri 3 Ngaglik, Bulukerto Wonogiri

Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi informasi saat ini dilandasi salah satunya oleh ilmu matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai teknologi apalagi menciptakan teknologi di masa datang pun memerlukan penguasaan ilmu matematika sejak dini.

Secara singkat dapat dikatakan proses pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas VI SD Negeri 3 Ngaglik belum berjalan secara efektif. Kekurang-efektifan pembelajaran terjadi karena guru kurang memotivasi siswa, dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Disamping itu, guru membahas materi terlalu cepat, komunikasi guru dengan siswa kurang lancar, dan guru kurang mengupayakan pemantapan penguasaan terhadap materi.

Guru kurang memiliki kompetensi dalam penguasaan materi dan dalam penanaman konsep, penggunaan media serta pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan tuntutan KTSP. Pada akhirnya motivasi belajar siswa kurang, dan prestasi hasil belajar rendah, rata-rata kelas berada di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 65.

Baca juga:  3R Tingkatkan Antusiasme Belajar Bangun Ruang Sisi Lengkung di SMP Negeri 4 Jatisrono

Hal-hal di atas menyebabkan siswa tidak antusias dan merasa bosan terhadap materi pembelajaran yang begitu monoton sehingga materi pembelajaran pun sulit dipahami. Akibatnya kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa tidak dapat dikuasai dengan baik.
Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat mengubah suasana pembelajaran. Skenario pembelajaran dimulai dari kehidupan nyata yang dialami para siswa. Guru memfasilitasi siswa untuk mengangkat konteks kehidupan sehari-hari itu ke dalam konteks matematika.
Pembelajaran berbasis CTL menurut Sanjaya (2004: 82) melibatkan tujuh komponen pembelajaran, yakni: (1). konstruktivisme (konstruktivism), (2). bertanya (questioning), (3). menemukan (inquiri), (4). masyarakat belajar (learning community), (5). pemodelan (modeling), (6). refleksi (reflektion) dan (7). penilaian sebenarnya (authentic assessmen).

iklan
Baca juga:  Pentingnya Kompetensi Wirausaha Dukung Sarana UNBK Mandiri

Problematika dalam proses pembelajaran tersebut harus segera di atasi dengan proses pembelajaran yang lebih berkualitas yang dapat membangkitkan motivasi dan meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika. Dalam hal ini guru harus mencari dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang efektif, inovatif, dan menyenangkan.

Bangun ruang (geometri) biasanya dipergunakan dalam mengemas barang-barang yang dibutuhkan dalam rumah tangga, misalnya: bungkus roti, kardus susu, kaleng roti, kaleng susu, kaleng cat, dan lain-lain, atau bahkan sebagai model dalam bentuk alat-alat rumah tangga. Oleh karena itu, benda-benda yang berbentuk bangun ruang seperti kubus dan balok, serta tabung ini sudah biasa dijumpai oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi benda-benda ini sudah dikenal di lingkungan siswa.

Proses belajarnya pun akan lancar apabila belajar dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Menurut Sukahar (1992: 80) belajar bangun ruang pada hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide struktur-struktur yang diatur menurut urutan logis. Belajar bangun ruang tidak ada artinya tanpa dimengerti dan dipahami.

Baca juga:  Team Work Memacu Anak Bersemangat Belajar Kalor

Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Modelling merupakan asas penting dalam pembelajaran melalui CTL, karena melalui CTL siswa dapat terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang bersifat teoritis-abstrak. Modelling tidak terbatas pada guru saja, tetapi dapat juga memanfaatkan siswa atau sumber lain yang mempunyai pengalaman atau keahlian.

Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat, maka peneliti berdiskusi dengan kolaborator untuk menentukan langkah selanjutnya. Hasil penelitian dari masing-masing siklus menunjukkan bahwa prestasi hasil belajar siswa selalu meningkat.


SRI MARYANTI, S.Pd.SD.
Guru SD Negeri 3 Ngaglik,
Bulukerto Wonogiri

iklan