JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Darmawan Ismail merancang konsep alat pelindung diri (APD) untuk pekerja di tengah merebaknya pandemi COVID-19.
“Alat dengan nama ‘Suns Proque’ ini prinsipnya adalah alat pelindung diri. Menggunakan teknologi tepat guna di bidang kedokteran dengan menggunakan alat yang sederhana, mudah didapat, dan harapannya bisa diproduksi bersama-sama,” kata Darmawan di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan alat tersebut bisa mencegah masalah penyakit menular, yaitu mencegah droplet dan mengurangi potensi airborne.
Menurut dia, potensi penularan yang bisa terjadi di antaranya cairan tubuh yang terlontar dan tertempel serta udara yang mengandung material infeksi yang selanjutnya terhisap dalam saluran napas.
Ia mengatakan untuk melindungi diri dari potensi penularan tersebut dibutuhkan alat yang mengusung konsep tepat guna.
Beberapa bahan yang dibutuhkan untuk rancangan pakaian pelindung diri itu, di antaranya celana dan jas hujan terusan, plastik mika dan bando plastik, serta kasa penyaring air yang terkecil dan spons halus.
Ia mengatakan prinsip dasar dari pembuatan APD tersebut, yaitu anggota tubuh atas dan seluruh bagian depan kepala tertutup rapat atau kedap udara.
“Pada alat ini lokasi ‘air filtrator’ ada di tengkuk sehingga membelakangi lokasi kerja atau dalam hal ini menjauhi sumber infeksi,” kata dokter spesialis bedah thorak, kardiak, dan vaskular tersebut.
Di sisi lain, dikatakannya, orang dengan APD tersebut juga tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.
“Ketika mengembuskan napas tidak ke arah area kerja sehingga tidak mengenai orang yang ada di depan. Alat ini juga dilengkapi dengan kipas di dalamnya,” katanya.
Sementara itu, dikatakannya, alat tersebut bisa diproduksi secara massal sehingga bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.
“Namun harus sesuai dengan pengawasan kami dengan tenaga yang kami siapkan. Siapa yang mau dikirim kemana, siapa yang bertanggung jawab,” katanya.
Ia mengatakan biaya yang digunakan untuk pembuatan APD tersebut tidak sampai Rp200 ribu.
“Sedangkan untuk SDM kami ‘nonprofit action’, nanti konsepnya membuat ‘workshop’,” katanya. (fid/ant)