Belajar Ips (Sejarah) Enjoy Dengan Bermain Estafet

ARTATI STYANINGRUM, S.Pd. Guru IPS SMP Negeri 1 Kradenan, Kab. Grobogan
ARTATI STYANINGRUM, S.Pd. Guru IPS SMP Negeri 1 Kradenan, Kab. Grobogan

JATENGPOS.CO.ID, –  Pelajaran IPS  (Sejarah)  adalah salah satu pembelajaran yang banyak menekankan aspek kognitif disamping afektif, hal ini seringkali IPS sejarah dianggap “sebelah mata” oleh siswa  namun saat pembelajaran oleh guru mereka kurang memperhatikan. Hal ini memunculkan kesan pada siswa bahwa IPS sejarah adalah pelajaran yang membosankan, kurang menarik, bikin ngantuk dan sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, Lisnawati Simanjuntak ( 1993:58) mengemukakan syarat yang diperlukan untuk membangkitkan minat belajar anak yaitu : Belajar harus menarik perhatian, obyek atau keadaan yang kekuatanya menarik akan menimbulkan minat belajar, masalahnya berulang-ulang terjadi, Semua kegiatan  harus kontras.

Salah satu metode agar anak  tertarik untuk belajar  IPS sejarah adalah sambil bermain Estafet. Dalam metode ini siswa kita libatkan secara aktif dalam pembelajaran yang menuntut juga kesiapan fisik tanpa menghilangkan substansi materi sejarah yang disampaikan. Perlengkapan yang dibutuhkan adalah : Buku materi pelajaran/ LKS, kertas hvs , alat tulis dan peluit, halaman sekolah . Pelaksanaan: Siswa  diberikan tugas untuk mempelajari materi yang sudah ditentukan guru sebelum pertemuan berikutnya yaitu permainan soal estafet. Siswa diajak untuk keluar kelas dan ditempatkan di halaman sekolah. Setelah berkumpul  barulah guru memberikan instruksi, bahwa dalam hitungan  3 menit siswa harus mampu membentuk kelompok menjadi 5 kelompok dengan anggota yang heterogen.

Baca juga:  Lemahnya Moral di kalangan Peserta Didik

Selanjutnya siswa berjajar berbaris dari depan ke belakang  menurut kelompoknya masing-masing. Didepan mereka kira-kira jarak 200 m, guru menempatkan selembar kertas kosong dan bolpoin persis di depan masing-masing kelompok. Guru memberikan aba-aba jika peluit dibunyikan barisan paling depan berlari untuk menuliskan soal tentang materi yang sudah dipelajari. Setelah itu siswa yang sudah selesai menulis soal lari kepada barisannya kembali dengan memberikan bolpoin  yang sudah disiapkan kepada barisan belakangnya untuk segera juga berlari menulis jawabanya, jika sudah selesai  menjawab meneriakkan kata OKE!!.. sambil secepatnya berlari kepada barisan belakangnya untuk memberikan bolpoin dan barisan yang menerima bolpoin segera berlari untuk menuliskan soal. Begitu seterusnya sampai semua mendapat giliran untuk menulis dan menjawab soal yang yang sudah dikerjakan. Ada perbedaan antara pembuat soal dan yang menjawab soal, adapun perbedaannya adalah untuk yang membuat soal hanya membuat soal saja sedangkan yang  menjawab soal setelah selesai menjawab harus meneruskan kata OKE!!…yang menunjukkan semangat keberhasilan.

Setelah semua selesai mendapat giliran, soal dikumpulkan oleh guru dan dibahas bersama sama. Kelompok yang mendapatkan poin terbanyak dialah yang mendapatkan penghargaan sebagai peringkat satu, dua dan seterusnya. Poin dihitung dengan melihat kebenaran dan  bobot soal juga  kebenaran dari  jawaban. Semakin tinggi tingkat kesulitan soal akan semakin berbobot dengan nilai yang  semakin tinggi juga  dan jawaban yang benar juga akan menambah  poin atau nilai dalam kelompok. Ada dua penilaian dalam permainan ini yaitu Penilaian kelompok diambil dari bentuk kerjasama, kekompakan, juga seluruh nilai total bobot soal dan kebenaran jawaban dan Penilaian individu diambil dari masing masing tugas yang sudah diberikan, untuk penulis soal adalah bobot soal dan kecepatan menulis soal sedangkan untuk yang menjawab soal diambil dari kebenaran menjawab dan kecepatan menjawab soal.

iklan
Baca juga:  RME, Tingkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SD
Dari permainan ini ada beberapa manfaat yang diperoleh siswa yaitu : Anak diharuskan mampu menguasai materi, membentuk sikap mandiri, mampu untuk menghargai waktu, membentuk jiwa sportifitas, ada rasa  gembira bagi siswa karena belajar diluar mengurangi rasa jenuh, menambah daya tahan tubuh untuk kegiatan fisik yaitu berlari secara estafet. Manfaat bagi guru sendiri adalah  bahwa guru yang selama ini hanya menjadi sumber belajar tunggal dan sentral dalam pembelajaran mampu untuk menjadi fasilitator bagi siswa.

ARTATI STYANINGRUM, S.Pd.

Guru IPS SMP Negeri 1 Kradenan, Kab. Grobogan

 

iklan