Bengawan Solo Meluap Talud 15 Meter Ambrol

Kondisi takut Bengawan Solo yang jebol. Foto: ARI SUSANTO / JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Talud bantaran Sungai Bengawan Solo ambrol mencapai 15 meter. Tepatnya di Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, Jumat dinihari, (19/11). Bukan tidak mungkin kerusakan semakin bertambah akibat sisi yang belum amblas mengalami keretakan. Pihak terkait sudah berupaya melakukan pengecekan untuk memastikan kondisi talud.

Kepala Desa (Kades) Pilang, Sukisno menyampaikan di lokasi situasi cukup aman terkendali. Namun situasi ambrolnya talud cukup menghawatirkan warga sekitar lokasi. ”Kondisi cukup aman terkendali, tapi buat warga merasa resah jika sewaktu-waktu air naik,” ujarnya di lokasi.

Dia menerangkan longsoran pertama, Kamis sore (18/11) sekitar pukul 17.20 WIB. Ketika itu kondisi air agak besar. Sehingga suara gemuruh bangunan longsor tidak terlalu keras. Namun lama kelamaan beberapa bagian talud lain ikut ambrol sehingga mulai meluas.

Baca juga:  Pemancing Temukan Mayat Bayi di Sungai

”Longsoran terjadi beberapa kali, setidaknya tiga kali. Pertama awalnya panjang yang longsor sekitar 8 meter. Tapi sekarang sudah 15 meter. Bahkan ada retakan lain, bisa jadi nanti lebih panjang,” ujarnya.

iklan

Dia menyampaikan unruk sementara ditambal dengan bantalan pasir. Pekerjaan tanggul sementara dilakukan hingga pukul 23.00 dengan gotong royong. ”Kemarin air tidak sampai naik. Kalau hujan terus-terusan bisa jadi meluap ke pemukiman warga,” jelasnya.

Sementara kasi Kegawatdaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen Giyanto menyampaikan pengecekan dilakukan semua pihak. Termasuk tambahan bantuan kantong pasir dari Perum Jasa Tirta.

Pihaknya menyampaikan sebenarnya kondisi bangunan cukup bagus. Namun sudah dimakan usia, karena bagian bawah pondasi tergerus air. Selain itu lokasi berada ditikungan aliran air. ”Arus cukup deras semalam, bagian bawah tergerus,” ujarnya.

Baca juga:  LDA Keraton Luruskan Sejarah Perjanjian Giyanti dan Jatisari

Di Lokasi, Kepala Operasional Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS BS) Wijiono, menjelaskan akan berkoordinasi dengan pihak terkait perihal kerusakan tanggul tersebut. Sementara akan diberikan kantong pasir untuk penanganan sementara.

Soal perbaikan talud tetap akan diusulkan ke pimpinan terkait penanganan talud permanen. ”Kami sudah menyampaikan pada atasan kami. Baru dikoordinasikan,” jelasnya.

Terpisah, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan soal jebolnya talud masih ditanggulangi sementara dengan karung pasir. Namun kondisi itu tidak akan menyelesaikan masalah jika curah hujan sama atau terus meningkat seperti 2-3 hari terakhir.

Bupati berharap bisa turut membangun menggunakan dana yang dimiliki Kabupaten. Namun kewenangan ada di BBWS. Sehingga ada kordinasi supaya bisa ditanggulangi dengan baik dan cepat.

Baca juga:  Komunitas Batik dan Angkringan Solo Deklarasikan Berani Bangkit

“Kalau bisa kita Kerjakan ya kerjakan. Tapi jangan sampai menyalahi aturan. Utamakan keselamatan nyawa masyarakat,” ungkapnya.

Yuni menjelaskan karena ambrolnya cukup besar, desa pilang bisa terancam kebanjiran. Karena lokasi tepat di tepi tanggul. Dana Darurat kebencanaan di Sragen ada Rp 10 miliar yang tersedia.(ars)

iklan