Dunia pendidikan sesungguhnya dipenuhi kebhinekaan, sebab tidak ada peserta didik yang mempunyai daya tangkap, daya serap, daya pikir dan daya kecerdasan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya dalam sebuah kelas atau sekolah.
Pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya di SMP Negeri 1 Giritontro kelas VIII kurang efektif dan efesien, hal ini tercermin dari penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik tidak bisa bertahan lama, dimana sebagian besar peserta didik belum bisa memahami kompetensi dasar dalam mata pelajaran IPA dengan baik sehingga belum dapat mencapai batas kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap suatu kompetensi dasar dapat disebabkan guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik, siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, keterbatasan sarana pembelajaran, motivasi belajar dan kemampuan peserta didik rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru menggunakan media pembelajaran yang menarik dan cocok untuk kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA. Dengan melaksakan praktikum peserta didik dapat melatih 3 macam keterampilan sekaligus, antara lain: 1). Keterampilan kognitif. Peserta didik dapat melatih diri agar teori dapat dimengerti, teori yang berlainan dapat diintegrasikan serta dapat menerapkan teori pada keadaan nyata. 2). Keterampilan afektif. Peserta didik dapat belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, kerjasama, menghargai dan mengomunikasikan informasi mengenai bidangnya. 3). Keterampilan psikomotorik. Peserta didik dapat berlatih menyiapkan alat dan bahan, memasang dan memakai instrumen tertentu dalam kegiatan praktikum.
Tentunya media pembelajaran tersebut dapat melibatkan peserta didik berperan secara aktif baik secara fisik, mental maupun emosional serta dapat menarik minat dan gairah belajar peserta didik. Media pembelajaran yang dimaksud adalah komputer yang menggunakan perangkat lunak “Coach 6” yang dipadukan dengan alat praktikum sensor gaya, suhu dan detak jantung. Media pembelajaran ini dapat mengintegrasikan semua perangkat, melakukan analisis, pemodelan, video, fungsi kontrol, dan animasi, sehingga menjadikan pembelajaran IPA semakin menarik dan tidak membosankan. Keunikan media pembelajaran ini tidak dimiliki oleh media pembelajaran lain yang terkadang memang dikhususkan untuk mengolah sesuatu yang spesifik. Untuk melakukan pengamatan dan pengambilan data terhadap besaran fisis yang terjadi dibutuhkan pengolah data yang mampu menghasilkan output lebih cepat dan lebih akurat.
Pada penerapannya pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran “Coach 6” secara berkelompok. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: 1). Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri 5-6 peserta didik. 2). Peserta didik dalam kelompok menempati tempat duduk yang dihadapannya sudah disediakan seperangkat media pembelajaran “Coach 6”. 3). Guru membagikan lembar kerja (LK) kepada setiap kelompok. 4). Peserta didik dalam kelompoknya merangkai media pembelajaran yang dipadukan dengan alat praktikum sensor gaya. 5). Peserta didik melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah kerja pada LK, mengisi data pengamatan dan membuat grafiknya. 6). Peserta didik dalam kelompoknya menyajikan hasil kerjanya menggunakan tayangan LCD secara bergantian, sedangkan kelompok lain menanggapinya.
Jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum menggunakan media pembelajaran “Coach 6”, aktivitas belajar IPA mengalami peningkatan, peserta didik menjadi lebih aktif dan bersemangat, pembelajaran lebih menarik, dan tidak membosankan. Hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum menggunakan media pembelajaran “Coach 6”. Media pembelajaran ini bisa diterapkan dalam pembelajaran materi suhu, peredaran darah manusia dan cahaya, sehingga aktivitas dan hasil belajar peserta didik meningkat.
Budi Hartanto, S.Pd.
Guru IPA SMP N 1 Giritontro, Wonogiri