Dalam proses pembelajaran, unsur ini memegang peranan yang sangat vital. Oleh sebab itu, penting sekali bagi guru untuk memahami sebaik- baiknya tentang proses belajar peserta didik. Menurut (Oemar Hamalik 2001:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification of strengthening of behavior thriygh experiencing), dari pengertian diatas, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil melainkan mengubah kelakuan.
Dalam pembelajaran IPA,tahap berfikir anak-anak usia SD belum formal dan kongkrit serta keanekaragaman intelegensinya. Maka faktor-faktor ini perlu diperhatikan agar proses pembelajaran seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar kepada siswa sering menggunakan metode atau alat pembelajaran. Metode merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam pembelajaran agar terjadi interaksi antar siswa. Selain metode dalam pembelajaran juga menggunakan media permbelajaran agar pembelajaran mudah dipahami siswa.
Dikarenakan nilai harian masih sangat kurang di bawah KKM, maka diperlukan metode Contekstual Learning dan media benda-benda di sekitar siswa. Sesuai peranan guru sebagai motivator guru harus dapat membangkitkan minat siswa, karena minat sebagai motivasi yang dapat mempengaruhi belajar, berfikir dan berprestasi. Tujuannya untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar serta minat siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Gaya dan Gerak pada kelas VI SD Negeri    Ngemplak Simongan 01 Semarang Barat Kota Semarang.
Penerapan  model Conteksual Learning merupakan proses belajar dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Transfer belajar anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Siswa sebagai pembelajar, tugas guru mengatur strategi belajar dan membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, kemudian memfasilitasi kegiatan belajar.
Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Contekstual Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar dan mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata sehingga siswa dapat  menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contekstual Learning (CL) dan memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam penggunaan media pembelajaran sehingga siswa mengalami langsung kegiatan pembelajaran tersebut, ternyata nenunjukkan pemahaman materi yang diterima siswa meningkat.
Dengan melihat hasil pembelajaran ini, maka dapat disinpulkan bahwa kegiatan pembelajaran ini telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 90 %, dengan prosentase ketmtasan yang mencapai 94 %. Hal ini ditunjukkan bahwa siswa yang tuntas mencapai 30 siswa dari jumlah siswa keseluruhan 32.
Peningkatan hasil belajar ini juga diikuti peningkatan kemampuan guru dalam mengefektifkan dan peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penggunaan peraga/media dalam pembelajaran efektif dilakukan dan guru memotivasi siswa untuk berperan aktif sehingga kegiatan pembelajaran tidak berpusat pada guru dan terkesan membosankan, melainkan siswa aktif mengalami secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
WARIYATI, S.Pd.
Guru SDN Ngemplak Simongan 01 Semarang Barat Kota Semarang