Pandemi Covid-19 belum juga berakhir pembelajaran pun masih dengan jarak jauh atau PJJ. Begitu juga guru dalam proses pembelajaran harus menyelesaikan materi yang sudah ditentukan. Salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran kelas VII semester gasal adalah menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang suatu obyek. Proses pembelajaran yang menyenangkan di masa pandemi Covid-19 merupakan salah faktor yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Pembelajaran menulis memerlukan suasana yang menyenangkan agar siswa merasa nyaman. Selain itu juga memerlukan banyak waktu untuk menuangkan ide-ide tertulis dengan cara mengembangkan topik, mengembangkan kerangka, memilih diksi, membaca kembali, mempertimbangkan dan menyunting tulisannya.
Menurut Suparno (2008:1) menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan Bahasa tulis sebagai medianya. Jadi, dalam komonikasi tulis ada penyampaian pesan, isi tulisan, media, dan pembaca. Manakala pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Jatisrono semester gasal tahun pelajaran 2021/2022 rata-rata nilai ulangan masih rendah. Rata-rata nilai 75 persen belum mencapai nilai KKM. Siswa mengalami kendala Ketika menulis deskripsi. Kendal aitu antara lain siswa tidak paham apa yang harus ditulis, kesulitan menentukan ide, kurangnya minat serta motivasi siswa dalam pembelajaran menuis deskripsi, masih bingung untuk memulai menulis, dan kurangnya daya imajinasi siswa dalam menggambarkan suatu obyek ubtuk di deskripsikan.
Untuk mengatasi rendahnya siswa menulis deskripsi penulis menggunakan strategi critical incident atau pengalaman penting. Menurut Hisyam Zaini (2008: 2) critical incident adalah strategi untuk melibatkan siswa sejak awak dengan memilih pengalaman yang paling berkesan siswa. Pengalaman penting itu dialami siswa sendiri, sehingga memudahkan siswa untuk menceritakan dan menggambarkan. Critical incident atau pengalaman penting mampu membuat siswa aktif dalam berpikir.
Pendapat Muhammad Faturrohman (2014; 42) pembelajaran critical incident atau berbasis pengalaman adalah proses belajar secara induktif, berpusat pada pembelajar dan berorientasi pada aktivitas refleksi secara personal tentang suatu pengalaman dan memformulasikan rencana untuk menerapkan apa yang telah diperoleh dari pengalaman. Pembelajaran berbasis pengalaman terjadi ketika pembelajar, berpartisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa menyelidiki secara kritis aktivitas pengalaman untuk diklarifikasi. Selain itu menarik pemahaman yang berguna dari pengalaman yang diperoleh serta menggunakan pengalaman yang telah diperoleh pada situasi yang baru.
Ada tiga tahap dalam pembelajaran menulis deskripsi menggunakan critical incident. Tahap pertama, persiapan penulis memberikan bimbingan menulis deskripsi dan memberi contoh pengalaman penting yang pernah dialami ketika berada di suatu obyek atau peristiwa. Tahap kedua, tahap pelaksanaan yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengingat kembali pengalaman penting yang pernah dialami yang berhubungan dengan tempat atau peristiwa untuk dijadikan bahan menulis deskripsi. Siswa mengingat kembali suatu obyek atau peristiwa nyata yang pernah dialami meliputi tempat, benda, keadaan orang-orang yang di temapat tersebut. Pada saat pembelajaran berlangsung. masih dalam situasi Covid-19 waktu yang digunakan banyak karena siswa berada di rumah. Tahap ketiga, sebagai tindak lanjut siswa menulis deskripsi berdasarkan pengalaman penting yang sudah ditentukan pada tahap kedua. Pada tahap ini siswa menjadi termotivasi untuk mendeskripsikan pengalaman atau peristiwa yang pernah dialami sendiri secara bebas. Siswa menjadi kreatif dan termotivasi untuk mengembangkan daya imajinasi menjadi sebuah karangan deskripsi yang lebih baik.
Setelah menggunakan critical incident ada peningkatan motivasi pada kompetensi dasar menulis deskripsi kelas VII SMP Negeri 2 Jatisrono semester gasal tahun pelajaran 2021/2022 menjadi 86 persen yang memenuhi KKM hanya 12 persen saja yang belum memenuhi KKM. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran agar siswa aktif, kreatif, dan menyenangkan walaupun masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Oleh
Endang Martuti, S.Pd.
Guru SMP Negeri 2 Jatisrono