“Setelah lulus SMA nanti mau melanjutkan ke mana ?”, “Ingin memilih jurusan apa ?” Pertanyaan tersebut sering diterima peserta didik SMA khususnya kelas XII. Apabila sudah memiliki pilihan yang pasti, maka tidak akan kesulitan menjawab pertanyaan tersebut. Namun, tidak jarang yang terjadi adalah sebaliknya.
Memilih dan menentukan program studi lanjutan di perguruan tinggi ternyata bukanlah hal yang mudah. Tidak sedikit peserta didik mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan program studi yang diinginkan. Diperlukan berbagai pertimbangan dalam menentukan pilihan tersebut, karena salah pilih merupakan awal kegagalan masa depan. Kekurangtahuan dan kekurangpahaman tersebut sering membuat peserta didik kehilangan kesempatan, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan dan tidak dapat meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan harapan dan potensi diri yang dimiliki.
Untuk mengatasi keragu-raguan tersebut, hal pertama yang dapat dilakukan peserta didik adalah memahami bakat dominan pada dirinya. Bakat merupakan kemampuan khusus setiap orang, yang dapat berkembang dan nampak menonjol apabila dilakukan latihan secara terus-menerus. Dapat diartikan bahwa bakat merupakan potensi khusus yang dimiliki setiap orang sejak lahir (faktor bawaan).
Terdapat delapan jenis bakat khusus : Verbal (bakat tentang konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata-kata), Numerikal (bakat tentang konsep dalam bentuk angka), Skolastik (kombinasi antara kempuan verbal dan numerikal), Abstrak (bakat tentang pola, rancangan, diagram, ukuran, bentuk dan posisi), Mekanik (bakat tentang prinsip umum IPA, tata kerja mesin), Spasial (bakat relasi ruang), Kecepatan dan Ketelitian Klerikal (bakat tentang pembukuan, pencatatan, ramu-meramu), dan Linguistik (bakat tentang penalaran analitis bahasa).
Setiap individu adalah unik, artinya tidak ada satupun individu yang memiliki potensi psikologis sama persis, meskipun terlahir kembar identik. Pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sama halnya dengan bakat. Setiap individu memiliki potensi khusus (bakat) yang dapat berupa satu atau lebih bakat khusus. Tidak jarang, seseorang merasa rendah diri apabila melihat bakat menonjol dari orang lain. Sebenarnya tidak perlu merasa rendah diri. Perasaan rendah diri itu bukan disebabkan karena ketidakmampuan, namun karena belum menggali lebih dalam potensi diri yang dimiliki.
Apabila sudah menggali potensi diri yang dimiliki, mengenali potensi kekuatan dan kelemahan diri maka sebaiknya difokuskan saja pada potensi kekuatan yang dimiliki untuk dapat dilatih dan dikembangkan secara maksimal. Peserta didikpun juga demikian, apabila sudah dapat memilah potensi kekuatan dan potensi kelemahan diri maka fokuskan saja pada potensi kekuatan yang dimiliki. Dengan adanya “latihan” secara terus menerus maka hasilnya dapat menjadi sumber kekuatan eksistensi diri.
Terkait dengan tujuan masa depan, peserta didik dapat menentukan terlebih dahulu karir yang diinginkan (ingin jadi apa). Karir tersebut harus sesuai dengan dominan bakat khusus yang dimiliki karena karir terbaik kalau sesuai dengan potensi kekuatan diri yang dimiliki. Setelah memastikan karir yang dipilih baru kemudian memilih jurusan yang mengajarkan dan melatih konsep pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam karir yang dipilih. Dengan diarahkan pada pilihan jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan bakatnya, maka dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi ini akan lebih maksimal hasilnya dan cita-cita profesi yang diinginkan dapat diraih, karir yang diinginkan akan tercapai dan sesuai dengan bakat yang dimiliki.
Wahyu Pujihastuti, S.Psi
Guru SMA Negeri 1 Wonogiri