Jika kita mendengar kata Matematika, pasti yang terlintas dalam benak siswa adalah serangkaian bilangan beserta perhitungan yang rumit maupun sistem persamaan yang sulit untuk ditemukan penyelesaiannya. Banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu sebuah mata pelajaran yang membosankan dan menyulitkan dikarenakan matematika membahas tentang masalah konkrit. Padahal, banyak hal yang menarik dari matematika, mulai dari keajaiban sampai pada permainan yang menyenangkan. Pengembangan kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar sangat mutlak diperlukan.
Meskipun demikian, dengan adanya kemajuan teknologi sekarang ini , maka banyak beredar di masyarakat alat hitung dengan berbagai merk dan model. Dengan adanya alat hitung yang hampir dimiliki oleh setiap orang, menjadikan siswa malas untuk mengerjakan soal menggunakan kertas dan pensil. Contohnya pada materi akar pangkat tiga.
Siswa dengan mudah menggunakan alat bantu hitung untuk materi tersebut. Siswa tidak memerlukan lagi cara menghitung operasi pangkat tiga tersebut dengan cara manual. Namun, pada kelas V semester 1 terdapat kompetensi dasar menghitung volume kubus dan balok. Dengan demikian, menghitung akar pangkat tiga dan penarikan akar pangkat tiga masih diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataan dilapangan, berdasarkan pengamatan dan pengalaman di SDN 3 Purwasana ada beberapa siswa yang menyukai matematika pada permulaan mempelajari matematika sederhana. Semakin tinggi dan sukar materinya, semakin kurang minatnya. Sehingga siswa akan merasa kesulitan pada saat mempelajari bab lanjutan.
Pada saat materi volume kubus dan balok, siswa sudah memahami bentuk bangun kubus dan balok, tetapi ketika sudah masuk pada tahap menghitung volume mereka sudah merasa ketakutan dan kesulitan. Volume berkaitan dengan akar pangkat tiga atau sebaliknya akar pangkat tiga. Oleh sebab itu, untuk menghadapi ketakutan dan kesulitan siswa tersebut, guru harus menanamkan konsep bilangan akar pangkat tiga dengan cara menyenangkan dan melibatkan siswa agar mereka merasa ketagihan.
Selain konsep, guru juga harus mempunyai suatu strategi atau kiat yang mudah dipahami siswa dalam mengajar. Agar siswa akan merasa bahwa materi akar pangkat tiga buka suatu hal yang menakutkan, tetapi menyenangkan.
Alat peraga perlu dikembangkan dan dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika karena selain memperjelas konsep-konsep yang dipelajari dapat juga menjadikan pembelajaran lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Menyenangkan bagi siswa dapat melahirkan sikap positif terhadap matematika dan kebermaknaan dapat meningkatkan pemahaman siswa akan konsep matematika. Salah satu alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika materi akar pangkat tiga adalah pakapati (Papan Akar Pangkat Tiga).
Pakapati dapat digunakan dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep akar tiga. Selain itu, pakapati dapat digunakan untuk merangsang siswa untuk lebih menyukai mata pelajaran matematika. Dengan alat peraga ini, siswa dan guru bisa dapat berperan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kebermaknaan pada siswa.
Selain untuk memotivasi siswa dalam mata pelajaran matematika pada materi akar pangkat tiga, penggunaan pakapati bisa untuk memotivasi guru untuk berkreativitas dan menciptakan alat peraga lain yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Tidak hanya pada mata pelajaran matematika, tetapi untuk mata pelajaran yang lain.
Dengan adanya pakapati, menjadikan proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga siswa akan merasa ketagihan. Siswa akan menguasai matematika tidak hanya dalam hal berhitung cepat tetapi yang lebih penting adalah siswa dapat memahami konsep dari materi itu sendiri. Dengan adanya pakapati, diharapkan siswa mampu mengikuti proses kegiatan belajar mengajar dengan baik sehingga akan berimplikasi pada peningkatan hasil belajarnya.
NURUL INDRIYANI,S.Pd SD
SD Negeri 3 Purwasana