WONOSOBO – Perkembangan teknologi merupakan salah satu penanda perkembangan peradaban manusia. Perkembangan itu tentunya akan mempengaruhi berbagai macam unsur dalam kehidupan manusia. Realita kemajuan teknologi pada pengolahan limbah di Dukuh Depok, Desa Wulungsari Kec. Selomerto ,Kab. Wonosobo yang di kelola oleh ibu Endang Rahayuning dyahbeserta seluruh masyarakat. Kita masih menyaksikan kenyataan yang berlawanan dengan hati nurani penulis adanya masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan. Dewasa ini, masyarakat sudah sedemikian maju dalam iklim digital karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sementara masyarakat masih berkutat pada tradisi tekstual dan menggunakan cara-cara di era 80-an dengan tidak memperhatikan fungsi limbah apabila di kelola dengan benar.Akibatnya, para masyarakat memiliki jurang perbedaan yang dalam penanganan sampah, karena banyak terjadi ketidaksepahaman dalam berbagai bidang.Penanganan sampah, kita baru saja belajar memahami berbagai karakteristik masyarakatZ .
Peningkatan pendapatan terbesar adalah. Untuk mengurangi jumlah sampah kain sebut digunakan untuk membuat pembalut dari kain guna meningkatkan kualitas kesehatan pada kaum hawa agar terjaga kesehatannya karena pembalut yang tidak sehat akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada organ inti kaum hawa , antara lain kangker servik , kangker rahin dan masih banyak yang lain yang belum penulis ketahui.
Siap berkreasi dan berinovasi terhadap atas era sekarang Siapkah mengarahkan mereka dalam kesehariannya di tangan mereka tak pernah lepas dari keypad smartphone dan di telinga mereka terselip headset?Dalam mengedarkan barang dagangannya di Generasi Alpha yang dibutuhkan kualitas pada masyarakat Depok Wulungsari yang kreatif dan penuh inisiatif. Akses informasi di era digital ini memungkinkan masyarakat lebih mengetahui informasi terlebih dahulu . Agar berhasil hidup di zamannya, bukan zamanmu maka jangan dipaksa mereka mengikutikebiasaanmu dulu”. Tentunya untuk pembuatan pembalut wanita ini juga menggunakan bahan lain meliputi : Benang dan jarum , Kain Pel , Kain Catton Combath , Busa kerudung , Kain handuk , Kain parasit dan Kancing Knop Plastik , nah pembalut Wanita ramah lingkungan ( WUSENA ) yang di produksi oleh masrakat Dukuh Depok ini siap di pasarkan ke seluruh penjuru Nusantara.
Peningkatan pendapatan yang yang lainnya yaitu dengan penjualan atas limbah yang di pilah – pilah.Masrarakat pada hari minggu mengumpulkan limbah pada tempat yang telah di tentukan dan sampah tersebut di serahkan pada pengelola sampah dukuh Depok ,Desa Wulungsari, Selomerto , Wonosobo .Mereka akan menerima hasil atas limbah yang pada akhirnya uang tersebut akan di tabung dengan pembagihan hasil 80 % untuk nasabah dan 20 % untuk pengelola.
Secara sederhana, memahami masyarakat dan tahu bagaimana cara penyampaian ilmu kepada masrarakatnya agar masyarakat tahu dan sadar bahwa sampah tersebut hasil di kelola dengan baik agar tidak menjadikan polusi , baik itu polusi darat , polusi udara maupun polusi air. Sedangkan masyarakat mengacu kepada kepribadian mereka yang sebisa mungkin menjadi contoh dan teladan masyarakat yang lain. Selain itu juga mencerminkan kedewasaan dalam cara berpikir dan sikap untuk saling bersinergi sehingga mampu memaksimalkanhasil.Selain itu, masyakat juga membuat berbagai kerajinan dan cindra mata yang terbuat dari sampah yang pada akhirnya hasil produksi mereka tidak hanya di konsumsi sendiri tapi juga di distribusikan untuk menambah pendapatan bagi ibu –ibu rumah tangga yang tidak punya pekerjaan tetap guna mengurangi pengguran khususnya bagi ibu –ibu dan remaja .
Oleh : Ari Sumiliring Tyas SPd
Guru SMPN 2 Selomerto, Wonosobo