Berdasarkan analisis hasil UN tahun 2019 materi Pencemaran Lingkungan yang di berikan dikelas VII semester genap menjadi salah satu materi yang mendapatkan hasil rata-rata nasional 66,41 berada diatas 55 (nilai minimum). Demikian juga hasil UN di tingkat kabupaten mencapai 61,69; maupun provinsi sebesar 67,78 (Sumber: hasilun.puspendik.kemdikbud.2019). Namun melihat pentingnya pencapaian hasil belajar kompetensi pada aspek ketrampilan yaitu peserta didik dapat membuat laporan penyelesaian masalah pencemaran di lingkungan sekitarnya, maka perlu kiranya capain itu ditingkatan!
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Unesco pada tahun 2009, Sekolah-sekolah di Eropa khususnya di Inggris sedang digalakkan kesadaran akan pentingnya pembangunan kesehatan di bidang promotif dan preventif, bukan hanya di bidang kuratif.
Pembelajaran Pencemaran Lingkungan memerlukan sumber belajar yang luas. Salah satu sumber belajar yang ada pada materi ini adalah lingkungan sekolah itu sendiri. Proses pencapaian pemahaman pencemaran lingkungan melalui identifikasi kondisi lingkungan. Lingkungan yang dapat memberi daya dukung (belum tercemar) memiliki ciri sebagai berikut; udara bersih, tersedia sumber air bersih, banyak tanaman (rindang), tertata rapi dan bersih, saluran air lancar dan bersih, tidak ada sampah yang berserakan. Kondisi sebaliknya, lingkungan tercemar dapat diidentifikasi dengan adanya hal-hal sebagai berikut! Sumber air kotor, kolam air berwarna, berbau, tanah tandus kurang tanaman, sampah berserakan di mana-mana, saluran air menggenang, udara tidak segar. Suatu kondisi yang kadang masih ada dilingkungan sekolah kita, terutama di bagian belakang yang tidak atau jarang diperhatikan.
Lingkungan tempat belajar peserta didik paling dekat tentu kelasnya, maka perlu kita mengupayakan kelas itu agar menjadi lingkungan kelas yang sehat dan kondusif yang terpenuhi pencahayaannya, lancar sirkulasi udaranya, memiliki pewarnaan dinding yang baik, memiliki sarana dan prasarana belajar, serta terjaga kebersihannya. Untuk mendapatkan kondisi tersebut selaku pendidik kita dapat mengupayakan terwujudnya kelas yang kondusif dengan berperan aktif menjaga kebersihan kelas.
Dua hal yang menjadi dasar pemahaman pencemaran lingkungan ada disekitar kita. Apabila bila kita bisa menghadirkan kondisi itu di sekolah maka kita tidak kesulitan untuk menemukan sumber belajar dan menjadi dasar penilaian pembelajaran! Peserta didik memahami kondisi lingkungan yang tidak tercemar dan yang tercemar. Hasil belajar berupa laporan upaya penyelesaian masalah pencemaran merupakan usaha promotif mengkampanyekan lingkungan sehat yang dapat mencegah dampak pencemaran lingkungan. Memang tidak semua laporan dapat ditindaklanjuti namun setidak-tidaknya peserta didik telah menuliskan gagasan tentang penyelesaian permasalahan pencemaran lingkungan!
Dalam kegiatan belajar, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pencemaran lingkungan, mengkondisikan siswa dalam kelompok, membimbing peserta didik untuk mengamati lingkungan dan mengambil data-data yang diperlukan untuk identifikasi kondisi lingkungan. Setelah berdiskusi dalam kelompok peserta didik mengkomunikasikan hasilnya. Untuk memperkaya data peserta didik dapat diberi tugas mandiri untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan tempat tinggalnya.
Langkah belajar selanjutnya adalah mengetahui faktor penyebab pencemaran lingkungan. Dari hasil pengamatan lingkungan dan analisis permasalahan Pencemaran Lingkungan sekolah) yang tercemar dapat diupayakan penyelesaian permasalahan diantaranya dengan membuat dan menempelkan tulisan berisi himbauan dan larangan membuang sampah sembarang, melakukan kegiatan gotong royong secara rutin dan gerakan semut ( semua memungut ), mengadakan pengelolahan sampah organic dan anorganic, membuat penampungan sampah yang lebih kuat dan bagus, memperbanyak tempat sampah sehingga mempermudah pembuangan sampah pada tempatnya.
Lingkungan fisik sekolah bersih, sejuk dan asri. Tumbuhan yang dapat tertata dengan rapi. Lingkungan sekolah jauh dari kebisingan. akan memberikan efek positif pada motivasi belajar peserta didik dan pendidik. Lingkungan yang sehat memberikan dampak positif bagi pembelajaran karena memberikan rasa nyaman. Kondisi lingkungan sekolah yang ditata dengan rapi akan membuat suasana menyenangkan dan menggairahkan semua warga sekolah, dan berdampak pada peningkatan nilai UN, serta merupakan salah satu tindakan promotif dan preventif dalam upaya meningkatkan pembangunan kesehatan.
Oleh : Darsono, S.Pd.
SMP N 1 Tanggungharjo