Selama masa pandemi covid-19 pembelajaran dilaksanakan melalui Pembelajaran Jarak Jauh.Interaksi guru dan orang tua dalam proses kegiatan belajar menjadi hal yang pokok,Guru membutuhkan strategi yang dapat menyesuaikan karakteristik siswa,guru,dan orang tua agar bisa memenuhi kriteria pembelajaran jarak jauh yang optimal.
Diawal penerapan PJJ Kegagapan pembelajaran daring sangatlah nampak.Keaktifan dan hasil belajar siswa pada mapel matematika sangatlah rendah hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi harian, hanya 33% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM, dengan kata lain ada 67% siswa yang belum mengalami ketuntasan belajar.Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Solusi atas permasalahan ini adalah guru harus menggunakan model pembelajaran matematika yang menyenangkan yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk ikut aktif adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
TPS memiliki prosedur yang ditetapkan untuk memberi waktu yang lebih banyak kepada siswa dalam berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.Tahapan TPS yang dilakukan pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) thinking yaitu tahap dimana siswa berpikir tentang apa yang mereka ketahui atau telah dipelajari berkaitan topik atau permasalahan yang ditanyakan oleh guru, (2) pairing yaitu tahap dimana siswa dipasangkan dengan siswa lain atau dengan kelompok kecil untuk mendiskusikan dan menuliskan jawaban, (3) sharing yaitu tahap dimana siswa berbagi pemikiran dengan pasangannya dan kemudian menyampaikan hasil diskusinya ke seluruh kelas (Raymon,2012).
TPS dapat mengoptimalisasikan partisipasi siswa.Siswa diberikan kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan siswa lain. Waktu berpikir akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan jawaban. Siswa akan dapat memberikan jawaban yang lebih panjang dan berkaitan. Jawaban yang dikemukakan juga telah dipikirkan dan didiskusikan.Siswa akan lebih berani mengambil resiko dan mengemukakan jawabannya.Proses pelaksanaan TPS akan membatasi munculnya aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran.
Pembelajaran matematika dalam pandangan konstruktivis adalah pembelajaran untuk membantu siswa membangun konsep-konsep matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun kembali.Transformasi informasi yang diperoleh menjadi konsep baru yang terbentuk dari skemata dalam benak siswa. Sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa dengan guru sebagai fasilitator. Siswa terlibat aktif belajar memahami dan mengkonstruksi pengetahuan matematika berdasarkan pengalaman siswa sendiri (Hudojo, 2005: 33).
Berdasarkan kelebihan Think Pair Share (TPS) dan pentingnya aktivitas siswa dalam belajar matematika serta permasalahan yang terjadi di SDN 01 Gunungsari maka penerapan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi pecahan kelas 5 SDN 01 Gunungsari.Hal ini dibuktikan dari hasil tes diperoleh nilai rata-rata hasil belajar sebesar 82,30 dengan persentase sebesar 82,25% siswa memperoleh nilai minimal 75.
Oleh Irvan Efendhi, S.Pd.SD
Guru SDN 01 Gunungsari, Pemalang