JATENGPOS.CO.ID, – Pembelajaran yang menyenangkan merupakan pembelajaran yang menjadi harapan siswa. Seperti apakah pembelajaran yang menyenangkan? Edward Lee Thorndike (1874 – 1949) mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan sebutan Law of effect. Belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang. Setelah anak berhasil melaksanakan tugasnya dengan tepat dan cepat, pada diri anak muncul kepuasan diri. Anak memperoleh suatu kesuksesan yang pada gilirannya akan mengantarkan dirinya ke jenjang kesuksesan berikutnya.
Pada hakikatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Kesiapan peserta didik untuk menerima stimulus yang diberikan guru akan memberikan dampak yang kuat untuk memunculkan emosi positif peserta didik. Emosi positif akan memunculkan rasa senang pada saat belajar yang membuat tingkat pemahaman materi akan meningkat. Meskipun, dalam pembelajaran masih sistem penjelasan. Hal ini untuk menerangkan teori yang bisa menambah pengetahuan siswa. Selama guru menjelaskan peserta didik tidak diperkenankan menulis namun peserta didik memahami apa yang diterangkan oleh guru, baru kemudian menuliskan pemahaman tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri Hal ini dimaksudkan untuk melatih kemampuan otak kanan mencerna pemahaman dan menuangkan pemahaman siswa dengan menggunakan otak kiri. Kondisi yang menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri akan mengurangi rasa kantuk. Peserta didik memahami dulu dan jika belum paham bisa menanyakan kepada guru.
Masyarakat merupakan laboratorium sosial bagi pembelajaran Sosiologi. Lalu bagaimanakah cara memasukkan kejadian masyarakat dalam pembelajaran Sosiologi? Men Ka Ro, jawabnya. Apa itu Men Ka Ro? Men-Ka-Ro merupakan singkatan dari Team Game Tournament, Study Kasus, Role Play.
Tournament yang terwujud dari permainan oleh kata yang dilihat dari study kasus dan main peran yang dimunculkan dalam bersandiwara. Permainan ini dilakukan secara berkelompok yang biasa disebut dengan Team Game Tournament Kemampuan peserta didik mencermati sebuah kasus yang terjadi di masyarakat juga dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam bermain peran. Disamping juga dapat mengetahui sikap sosial peserta didik dalam interaksi dengan temannya yang ditunjukkan pada kekompakan tim dalam memecahkan permasalahan.
Siswa diberi sebuah stimulus dalam bentuk kasus kasus yang terjadi dalam masyarakat sehingga mereka menganalisa kasus tersebut dengan menggunakan bahasanya sendiri. Untuk mengkomunikasikan, siswa dapat menggunakan role play atau dengan sebuah deskriptif. Peserta didik berlomba kreatif dalam menyajikan deskripsi tersebut.
Metode kegiatan belajar mengajar dengan Men-Ka-Ro bisa meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Memang dalam pelaksanaan KBM butuh sebuah persiapan namun persiapan ini telah membuahkan hasil meningkatkan prestasi belajar dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran Sosiologi. Semula pelajaran Sosiologi dianggap sebagai mata pelajaran yang monoton dan tidak up to date. Penggunaan Men Ka Ro bisa mengubah pandangan pendidik perlu untuk mengikuti jaman selain itu pendidik dapat mengikuti kebiasaan peserta didik. Kondisi ini membuat komunikasi diantara keduanya. Komunikasi merupakan sebuah kunci interaksi sosial. Komunikasi yang baik tidak akan memunculkan prasangka lawan bicara. Tanpa prasangka interaksi antar keduanya akan berjalan dengan maksimal dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Titik Nur Aini S.Sos
SMA N 1 Klaten