JATENGPOS.CO.ID – Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik, bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, perceptual, kognitif, social dan emosional Depdiknas (2003: 27). Di dalamnya, terdapat peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup.
Dalam hal ini, Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
Dengan Pendidikan jasmani, siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Akan tetapi, minimnya fasilitas dan perlengkapan Pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, serta tidak tersedianya sarana dan prasarana yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa menuntut guru Pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan perlengkapan yang ada sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya.
Di satu sisi keberadaan perlengkapan penjas tersebut sangat diperlukan, namun di sisi lain peralatan atau perlengkapan penjas yang dimiliki sekolah-sekolah biasanya kurang memadai, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Peralatan yang ada dan sangat sedikit jumlahnya itu biasanya merupakan peralatan standar untuk orang dewasa. Keadaan seperti itu banyak menyebabkan kegiatan penjas yang kurang optimal.
Sebenarnya minimnya fasilitas dan perlengkapan penjas bukan berarti guru harus menyerah dengan keadaan tersebut, banyak peluang yang dapat dilakukan para guru penjas untuk mengatasi kesulitan seperti itu. Guru penjas dapat menambah/mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas Pendidikan jasmani.
Aktivitas penjas tidak selalu harus menggunakan perlengkapan yang standard, karena dengan peralatan yang standar yang jumlahnya (biasanya minim), akan mengakibatkan intensitas keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran sangat terbatas.
Sedangkan yang diperlukan oleh siswa pada saat mengikuti pelajaran penjas adalah intensitas keterlibatan siswa dalam aktivitas yang dilakukan, baik secara fisik, social maupun emosional.
Untuk menambah atau mengurangi tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar tersebut guru dapat memodifikasi berat ringannya, besar kecilnya, Panjang pendeknya, maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat digunakan untuk berbagai bentuk kegiatan penjas.
Perlengkapan penjas yang standar disamping harganya cukup mahal, seringkali keberadaan alat tersebut kurang sesuai dengan kondisi fisik, dan psikis siswa, misalnya alat tersebut terlalu berat, besar, kecil, tinggi, rendah, dll. Penyajian media dan alat pembelajaran penjas hendaknya menggunakan modifikasi alat dan penyajian yang mudah dan variative contoh penyajian dengan modifikasi contohnya pada:
- Aktivitas gerak dasar jalan dan lari, menggunakan ban bekas, kardus, bilah bambu.
- Melempar dan mendorong bola dengan berbagai posisi, dengan menggunakan bola berekor, ban, dan kardus.
- Melempar dan menolak secara berpasangan maupun dengan menggunakan sasaran dengan menggunakan bola (yang terbuat dari gulungan perca kaen bekas atau koran), ban bekas sebagai sasaran, dan kardus.
- Menolak dengan sasaran dengan menggunakan media kardus, ban bekas, dan bola modifikasi.
- Siswa dan kardus dapat digunakan sebagai sarana memodifikasi proses pembelajaran.
- Penggunaan ban bekas dan tali sebagai media pembelajaran loncat Kesesuaian dalam memilih model pembelajaran sangat penting karena proses pembelajaran Pendidikan jasmani itu sendiri merupakan kegiatan yang mempunyai pengaruh nyata pada anak didik.
Pembelajaran gerak dasar menolak juga dapat pula dilakukan dengan merentangkan seutas tali atau ban sepeda bekas yang digantung sebagai sasaran.
Pembelajaran gerak dasar melompat atau meloncat, dapat dilakukan berbagai media yang telah dimodifikasi. Mulai dari kardus bekas, simpai atau ban bekas, bahkan tali. Bahkan siswa itu sendiri dapat berperan sebagai media pembelajaran. Dan Pembelajaran dengan modifikasi pengembangan media pengajaran yang disajikan dalam bentuk permainan, akan lebih menarik minat siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran Pendidikan jasmani.
Kemampuan mengembangkan media pengajaran dan berbagai pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran Pendidikan jasmani harus benar-benar dikuasai dan dimiliki oleh setiap fasilitator Pendidikan jasmani, karena kemampuan mengembangkan media pengajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri. Sehingga pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dapat benar-benar dirasakan oleh siswa, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan jasmani secara keseluruhan.