NHT Tingkatkan Hasil Belajar Memahami Cerita Kidang Kencana

Lisabet Setyowati, S.S. Guru Bahasa Jawa SMP N 1 Candiroto, Temanggung
Lisabet Setyowati, S.S. Guru Bahasa Jawa SMP N 1 Candiroto, Temanggung

Belajar bahasa Jawa jaman now memang tidak mudah. Ada banyak tantangan dan hambatan. Siswa sekarang ini berada pada generasi mineleal yang serba cepat dan modern. Sehingga timbul perasaan kuno jika harus belajar bahasa Jawa. Belajar bahasa Jawa menjadi ogah-ogahan dan tidak mau serius, yang menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah dan jauh dari harapan.

Hal ini juga yang terjadi SMP N 1 Candiroto ,Temanggung tempat penulis bekerja. Melihat hal ini guru bahasa Jawa mau tidak mau harus kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Guru sekarang sudah tidak bisa menawar untuk menjadi guru yang santai. Oleh karena itu sebagai pengajar dan pendidik Bahasa Jawa penulis berusaha mencari cara dan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Jawa. Salah satunya dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Number Head Together yang selanjutnya disingkat dengan NHT. Model ini penulis terapkan pada pembelajaran memahami cerita Ramayana Kidang Kencana kelas VII KD 3.3.

Baca juga:  Outdoor Learning Meningkatkan Motivasi Belajar IPS

Model pembelajaran NHT termasuk ke dalam golongan pembelajaran kooperatif (Abdullah, 2016:187). Sedangkan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dengan cara meningkatkan aktivitas belajar bersama sejumlah siswa dalam satu kelompok (Abdullah,2016:131). Selanjutnya diterangkan bahwa aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa untuk saling membantu mencari dan mengolah informasi, serta mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilannya. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah melatih keterampilan soaial seperti tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik orang laia,berani mempertahankan pikiran yang logis, dan berbagai ketrampilan yang bermanfaat untuk menjalin hubungan interpersonal.

Sedangkan menurut Trianto Ibnu Badar al-Tabany (2017: 108) pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstrukivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan menjadi mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.

iklan

Number head together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative kelas tradisional ( Trianto Ibnu Badar, 2017:131). Sedangkan sintaknya adalah sebgai berikut. Fase 1: penomoran. Guru membagi siswa dalam kelompok 3-5 orang dan kepala setiap anggota kelompok diberi nomor 1-5. Fase 2: mengajukan pertanyaan. Guru memberi pertanyaan dari materi yang dibahas. Fase 3: berfikir bersama. Siswa menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan menyakinkan tiap anggota timnya mengetahui jawaban tim. Fase 4: menjawab. Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya terpanggil mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Baca juga:  Belajar Lebih Asyik dengan YouTube

Di SMP N 1 Candiroto diperoleh data sebagai berikut. Kondisi awal sebelum penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT daya serap siswa terhadap materi sebesar 62% dan ketuntasan belajarnya rendah sekitar 32%. Namun setelah guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menjadi meningkat yaitu daya serap 74% sedangkan ketuntasan belajarnya mencapai 86%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran NHT bisa dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran bahasa Jawa KD memahami teks cerita Kidang Kencana kelas VII SMP N 1 Candiroto.

Pembelajaran dengan NHT selain berhasil meningkatkan hasil belajar bahasa Jawa juga memiliki kelebihan lain seperti pendapat Abdullah (2016:131). Menurut beliau pembelajaran kooperatif menurut Abddulah (2016:131) juga dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois, meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama, meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif, meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain, serta meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan.

Baca juga:  Garis Hitung Mudahkan Belajar Konversi Suhu

Kelebihan tersebut tentunya sejalan dengan tuntutan kurikulum 2013 sehingga pembelajaran kooperatif tipe NHT ini bisa menjadi salah satu pilihan guru jaman now agar siswanya lebih bersemangat mempelajari mapel Bahasa Jawa. Selamat mencoba!

Lisabet Setyowati, S.S.
Guru Bahasa Jawa SMP N 1 Candiroto, Temanggung

iklan