Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial hidupnya selalu melakukan interaksi baik dengan manusia itu sendiri maupun dengan lingkungannya. Diperlukan penanaman karakter agar interaksi yang dilakukan dengan manusia bisa terprogram dan terarah. Demikian juga dengan suatu bangsa. Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter bangsa tersebut. Bangsa yang memiliki karakter kuat akan mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat. Penanaman karakter dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dalam lingkungan sekolah penanaman karakter religius salah satu bentuk melaksanakan karakter dalam dunia pendidikan. Pendidikan rnerupakan usaha dalam bentuk bimbingan, pengajaran serta pelatihan untuk menyiapkan peserta didik di masa yang akan datang. Akan tetapi bukan hanya karakter pendidikan umum saja tapi harus juga disertai dengan karakter yang lain, salah satunya karakter religius.
Penanaman karakter religius sangat penting dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu memudahkan pelayanan kebutuhan manusia pada sisi lain juga mempercepat tersebarnya pengaruh negatif terutama krisis moral bagi eksistensi karakter yang telah berkembang di suatu masyarakat. Masyarakat sering dibuat miris melihat berbagai kasus yang dilakukan kalangan pelajar akhir-akhir ini.
Berbagai fenomena yang pada masa lalu tabu, kini menjadi biasa bahkan tren. Pernyataan ini dibuktikan dengan banyaknya berita baik melalui media cetak maupun elektronik seperti kekerasan yang dilakukan anak-anak usia sekolah, pergaulan bebas, lunturnya kesopanan anak pada orang tua, free sex (seks bebas) dan kasus aborsi pada remaja yang kadang terang-terangan diekspos di media tanpa ada perasaan bersalah. Berbagai fenomena dan kasus merosotnya moral anak bangsa diberbagai negara yang disuguhkan di media cetak maupun elektronik menunjukkan gagalnya dunia pendidikan dalam mencetak generasi penerus bangsa. Penanaman karakter religius dalam pembelajaran menjadi salah satu solusi dari permasalahan merosotnya moral anak bangsa.
Selama ini pembelajaran hanya sebatas pemahaman kognitif saja, belum memberikan pembelajaran yang berkarakter. Pembelajaran idealnya tidak hanya mengembangkan aspek kognitif, tetapi juga harus menekankan proses pengembangan afektif peserta didik. Pendidikan karakter bukan hanya tugas guru agama dan pendidikan kewarganegaraan, tetapi semua bidang studi memiliki tanggungjawab yang sama. Demikian halnya dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat dijadikan sebagai wadah penanaman karakter. Penanaman karakter terhadap peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) salah satunya penanaman karakter religius.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan peserta didik memperoleh perubahan-perubahan, antara lain dapat memahami, mengembangkan, serta mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapat oleh peserta didik ke dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman karakter religius ini sangat penting untuk membentuk kepribadian peserta didik dan penanaman karakter religius juga bisa meningkatkan kualitas proses pembelajaran bukan hanya sekedar materi saja yang kita dapat, tapi kita juga mendapatkan karakter religius untuk kehidupan sehari-hari kita, selain itu pula penanaman karakter religius ini berpengaruh pada akhlak seseorang. Jika seseorang tidak memiliki karakter religius atau mengesampingkan karakter realigius maka seseorang itu tidak bisa mengendalikan ambisinya atau hawa nafsunya. Penanaman karakter religius ini berpengaruh kepada kualitas belajar peserta didik karena karakter religius individual untuk memaknai sikap, pola pikir, daya tangkap dan pemahaman materi secara fokus, maka dari itu karakter religius dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik.
Yuli Setyowati, S.Pd.,M.M.Pd.
Guru IPS SMP Negeri 40 Purworejo