JATENGPOS.CO.ID, – Pertanyaan yang terus berkecamuk di otak saya adalah mengapa peserta didik saya sulit untuk menjadi wirausaha. Tidak instan untuk mencetak wirausaha muda. Teori-teori dan praktik berwirausaha pun sudah diberikan untuk dijalankan. Mulai dari praktik yang diberikan karena program sekolah sampai praktik wirausaha dari hobi yang dimiliki peserta didik. Pelajaran kewirausahaan selama 3 tahun pun tidak lalu bisa mencetak wirausaha muda setelah peserta didik lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan(SMK).
Belajar dari pengalaman seorang peserta didik yang mengikuti pembelajaran sampai proses ujian praktik Kewirausahaan beberapa tahun yang lalu, anak ini untuk ujian praktik menjalankan usaha penjualan pulsa semua operator. Hampir tiap hari anak ini menemui saya untuk konsultasi tentang usahanya, administrasi usaha dan pembuatan laporan ujian praktik. Beberapa tahun yang lalu ujian praktik Kewirausahaan dilakukan selama 3 bulan. Ujian praktik meliputi pembuatan proposal usaha, praktik usaha dan pembuatan evaluasi usaha. Saya berpikir dengan begitu akan tertempa jiwa peserta didik untuk memiliki pengalaman berwirausaha dan memperkuat karakter wirausahanya.
Anak ini awalnya dengan modal Rp 100.000,00 untuk menjual pulsa semua operator secara online sampai akhirnya akhir bulan ketiga bisa menjadi agen penjualan pulsa dengan omset Rp 5.000.000,00. Bagaimana anak ini bisa berhasil, sedangkan dia berasal dari keluarga yang tidak mampu?
Apakah itu karena pembelajaran Kewirausahaan yang diterimanya selama 3 tahun ? Hanya sebagian kecil saja. Satu jawaban yang tepat, sikap dan perilaku wirausaha, sudah tertanam dalam dirinya sejak kecil. Bagian paling besar karena proses pendidikan sejak dia kecil dari lingkungan keluarga sampai saat itu. Orang tua yang menanamkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan kesehariannya. Orang tua punya andil sangat besar dalam penanaman sikap dan perilaku wirausaha tersebut. Guru tinggal mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk lebih maju dalam persiapan menjadi wirausaha. Terlihat sekali sikap kerja keras, ulet, pantang menyerah, percaya diri, mandiri, teliti dan rapi dalam administrasi usaha, jujur, disiplin, banyak belajar, bisa menjaga hubungan baik dengan teman dan konsumennya, mampu memecahkan masalah, optimis, memiliki visi dan misi dalam usaha, berani menerima resiko dari diri anak itu.
Perhatian orang tua terhadap kemajuan peserta didik dalam pembelajaran ikut andil dalam keberhasilan putra putrinya. Perhatian itu bisa diberikan dengan menemani anak pada waktu belajar, menanyakan perkembangan pembelajaran di sekolah, kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran dan memberikan solusi dari masalah yang dihadapi anaknya. Hendaknya orang tua juga mendukung, mengarahkan dan memberikan motivasi dalam kegiatan peserta didik praktik berwirausaha.
Ironis sekali, ada orang tua yang datang ke sekolah protes karena guru Kewirausahaan memberikan tugas kepada anaknya untuk menjual produk. Kegiatan menjual produk yang beragam, sebenarnya melatih ketrampilan peserta didik untuk menjual berbagai produk. Setiap produk memiliki karakteristik sendiri dan memiliki cara penjualan yang berbeda. Praktik menjual produk juga melatih peserta didik dalam berkomunikasi, berlatih melayani konsumen sebaik mungkin, berlatih menyelesaikan masalah apabila terjadi complain dalam kegiatan penjualan produk, dan masih banyak hal yang bisa dipelajari oleh peserta didik.
Begitu banyaknya hal yang dipelajari dan dilatih dalam berwirausaha dan banyaknya masalah yang timbul membutuhkan sikap dan perilaku wirausaha yang tangguh. Orang tua terus berikan kesempatan dan bimbing anak untuk bisa memecahkan masalah. Tanamkan sikap wirausaha dalam kehidupan keseharian anak di rumah. Keras dan disiplin bukan siksaan untuk anak, tetapi jadi lahan anak untuk kuat dalam menghadapi kehidupannya dan berwirausaha kelak.
Akhir kata, berwirausaha bukan hanya ketrampilan yang bisa dipelajari tetapi juga adanya sikap dan perilaku wirausaha yang sudah tertanam dalam diri peserta didik sejak kecil. Dukungan orang tua terus dibutuhkan dalam pembentukan wirausaha. Diharapkan pula sekolah memberikan kesempatan dan fasilitas pada peserta didik untuk mengembangkan jiwa dan kemampuan peserta didik dalam menjalankan praktik berwirausaha.
Martia Kurniawati, S.Pd
Smk Negeri 1 Salatiga