Implementasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) merupakan keharusan setiap sekolah. Bagi sekolah tertentu UNBK bukan menjadi permasalahan. Tetapi bagi banyak sekolah, UNBK merupakan tantangan yang harus dipecahkan untuk dapat UNBK mandiri. Sebenarnya permasalahan besar yang dihadapi sekolah lebih banyak muncul pada penyediaan sarana komputer. Sekolah dengan jumlah siswa sedikit penyediaan sarana komputer masih dalam kategori terjangkau. Lain halnya dengan sekolah yang memiliki 6 rombongan belajar dan kapasitas 192 siswa. Untuk kategori ini perlu solusi yang tepat dan penuh kehati-hatian. Semakin banyak rombongan belajar, semakin banyak komputer yang harus dipenuhi.
Kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan harus berani menempuh jalan yang tepat meski penuh resiko. Penting bagi kepala sekolah berpegang pada kompetensi kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah. Kreatif dalam pengertian kepala sekolah bersama warga sekolah harus mampu menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Inovatif dalam hal sanggup untuk dapat memperbaiki/memodifikasi/mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Berpegang pada konsep kewirausahaan, kepala sekolah harus sanggup bersama semua warga sekolah untuk menganalisis apa sarana UNBK yang telah dimiliki. Berapa jumlahnya dan bagaimana kondisinya. Setelah itu dapat diketahui apa yang belum ada. Kurangnya berapa, dan bagaimana alternatif pemenuhannya.
Pada kondisi ini kepala sekolah harus optimis, tangguh dan dapat menyakinkan semua tentang keputusan yang diambilnya. Bukan berarti kepala sekolah otoriter. Tetap berpegang pada konsep kewirausahaan. Kepala sekolah harus percaya pada kompetensi yang dimilikinya. Berbagai pertimbangan dapat diambil sesuai alternatif yang paling tepat. Alternatif tersebut diantaranya, pengadaan sarana komputer sesuai dana yang ada. Kekurangannya dipenuhi dengan laptop bapak dan ibu guru serta milik wali siswa. Alternatif lainnya beli secara keseluruhan melalui dana bantuan wali siswa dimana pembayarannya secara mengangsur.
Alternatif tersebut semua ada kelebihan dan kekurannya. Jika alternatif pertama diambil misal sekolah baru punya 23 komputer, seluruh kebutuhan 70 komputer. Kekurangannya dipenuhi dari laptop guru dan wali siswa. Keuntungannya: biaya murah hanya butuh dana sementara untuk pengadaan server utama dan cadangan. Genset dapat sewa (biaya lebih ringan). Secara bertahap kekurangan komputer dapat diupayakan melalui pengajuan bantuan maupun dari sumbangan donatur. Kelemahannya: perlu dukungan partisipasi dari semua warga sekolah. Sekolah belum punya komputer permanen sesuai standar UNBK. Alternatif ke dua beli komputer dengan dana komite atau paguyuban pembayarannya secara angsuran. Keuntungannya: kuantitas komputer segera terpenuhi secara permanen. Kelemahannya: punya pinjaman pada pihak ketiga, dana paguyuban masuknya tidak pasti, menimbulkan berbagai persoalan jika ada pergantian kepala sekolah (sementara pinjaman belum terlunasi).
Itu semua merupakan alternatif pemecahannya. Sebagai kepala sekolah dengan konsep wirausaha akan mengambil resiko seminimal mungkin. Sesuai pengalaman, alternatif pertama merupakan pilihan. Pada tahap pertama dengan 23 komputer, 1 genset, beli 4 server. Alhamdulilah UNBK berjalan lancar. Pada tahap ke dua bantuan komputer mulai masuk ada 9 laptop dan 1 server. Melalui dana bantuan sekolah dapat membeli 3 PC. Bantuan donatur 1 unit PC. Beli dengan dana BOS sebanyak 5 unit PC. Tahap ke 3 dapat bantuan 20 PC dengan 1 server. Bantuan alumni ada 2 PC dan 1 laptop. Beli dengan dana bantuan sekolah 6 unit PC. Beli menggunakan dana BOS sejumah 3 PC. Periode ini beli 3 unit PC. Akhirnya di tahap 3 ini kami berani hadir menggunakan 3 laboratorium dengan 2 sesi.
Konsep wirausaha merupakan komptensi yang andal untuk mendukung pembaharuan. Semangat, keberanian dan keuletan serta ketangguhan sangat mendukung keberhasilan. Semua penuh resiko tetapi diminimalkan dengan perhitungan yang matang.
Dra Dwi Endah Prihatiningsih
Kepala SMP Negeri 9 Purworejo