JATENGPOS.CO.ID, – Peduli terhadap kesehatan, baik kesehatan fisik maupun mental merupakan kata kunci yang perlu diterapkan oleh semua komponen yang akan menyandang atau yang sudah menjadi sekolah sehat. Di sekolah sehat, kepedulian yang tingggi terhadap lingkungan menjadi syarat mutlak dan harus menjadi suatu kebiasaan atau membudaya disekolah tersebut. Membuang sampah pada tempatnya, jagalah kebersihan dan kebersihan bagian dari iman bukan lagi sebagai slogan-slogan yang terpampang di berbagai penjuru sekolah, namun sudah melekat di hati dan terimplementasikan setiap saat oleh semua komponen sekolah tersebut. Untuk menuju sekolah dengan label sehat diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
Guru merupakan ujung tombak untuk mencapai keberhasilan tersebut, karena peran guru tidak hanya menciptakan suatu pembelajaran yang aplikatif untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan, namun dapat menjadi panutan bagi siswa. Tidak terkecuali dengan guru PKK SMP Negeri 2 Gunungwungkal Pati, hendaknya mampu menciptakan suatu pembelajaran yang mampu menggiring siswa untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan sehingga label sekolah sehat segera terwujud. Pada prinsipnya, mendorong kepedulian siswa terhadap lingkungan tidak hanya menjadi tugas dan tanggungjawab dari gurus lain yang secara jelas mempelajari tentang lingkungan, namun pembelajaran PKK pun memiliki peran yang sama.
Kebiasan hidup sehat yang diharapkan mampu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tangggungjawab, peduli, santun, responsif, pro aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dan pergaulan dunia. Disiplin tidak hanya berkaitan dengan waktu, namun mendisiplinkan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tanggung jawab siswa dapat dilatih melalui bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungan dengan cara-cara yang santun terhadap lingkungan, tidak mengotori, membersihkan.
Jiwaresponsif harus diasah terus dengan cara merespon terhadap lingkungan kelas maupun halaman yang kotor dengan cepat dan tanggap untuk membersihkan, kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/beraktifitas, aturan menggunakan kamar mandi yang benar yaitu sehabis buang air kecil dan atau besar siram air sampai bersih . Pro aktif dapat dibina melalaui pembiasaan untuk selalui peduli terhadap program-program yang sedang dilaksanakan oleh sekolah. Perilaku-perilaku tersebut akan menjadi budaya di sekolah ketika dilakukan pembiasaan setiap harinya. Bagaimana peran pembelajaran PKK untuk merealisasikan penumbuhan budaya peduli terhadap kesehatan mental maupun fisik. Tentu saja diperlukan komitmen bersama antara guru dan siswa untuk mengimplementasikannya. Diawali dengan perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru PKK yang tertuang di dalam RPP.
Di setiap perencanaan hendaknya mampu mengimplementasikan yang mengarah pada sikap dan perilaku kepedulian terhadap kesehatan maupun lingkungan. Berikutnya adalah mengimplementasikan dalam setiap pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai, guru PKK hendaknya memastikan bahwa lingkungan kelas dalam kondisi bersih. Untuk itu diperlukan pengecekan bersama dengan siswa, ketika lingkungan kelas masih kotor, maka dibiasakan untuk membersihkan terlebih dahulu. Bentuk kegiatan ini jika dilakukan secara terus menerus menjadi suatu kebiasaan dan akhirnya menjadi budaya peduli lingkungan dengan contoh dibuatan jadwal harian piket kebersihan kelas, kerja bhakti /jum’at bersih tiap minggu sekali. Implementasi berikutnya adalah melakukan penilaian sikap terhadap siswa tidak hanya sebatas ketika di dalam kelas. Penilaian terhadap perilaku siswa peduli lingkungan dapat dilakukandi luar kelas.
Diberikan suatu kesepakatan bersama, siapa saja dapat memberikan laporan terhadap perilaku-perilaku peduli lingkungan yang dilakukan siswa kepada guru. Bentuk laporan dapat berupa video atau foto berupa kegiatan yang diikuti berkaitan dengan kepedulian lingkungan, sebagai rekam jejak perilaku positif yang dilakukan. Dengan demikian, penilaian yang autentik tersebut diharapkan akan mendorong siswa untuk peduli lingkungan dan menjadi sebuah kebiasaan dan budaya sekolah sehat yang terwujud.