Pendekatan pembelajaran STEM ( perpaduan Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika ) baru-baru ini memang sedang digalakkan di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ). Pembelajaran STEM bertujuan untuk mempersiapkan siswa SMK agar dapat bersaing dan siap untuk bekerja sesuai bidang yang ditekuninya dalam abad ke-21. Salah satu model pembelajaran yang dipilih untuk penerapan pembelajaran STEM pada kurikulum 2013 adalah PJBL ( Project Based Learning ). Model pembelajaran PJBL desainnya didasarkan pada tugas proyek yang harus dikerjakan siswa dalam kegiatan pembelajaran ( Permendikbud ,2014 ). Melalui tugas proyek, proses pengajaran bersifat sistimatis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan ketrampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti, yang dirancang untuk menghasilkan produk ( Sutirman, 2013 ).
Persoalannya adalah para siswa dalam mengimplementasikan pembelajaran PJBL seringkali mengabaikan pentingnya membuat produk yang layak jual. Siswa belum memahami betul, bahwa sisi lain yang tidak boleh dilupakan dalam pembuatan produk di samping kualitas ( mutu ) adalah bahwa produk juga harus mampu memenuhi selera pasar dan secara ekonomis memberikan nilai keuntungan. Produk layak jual atau diistilahkan marketable menuntut baik siswa mupun guru bekerja secara maksimal. Siswa harus merencanakan produk dalam tugas proyek dengan desain perencanaan yang matang. Hal tersebut membutuhkan pengetahuan dan informasi yang luas cakupannya sehingga siswa akan termotivasi untuk mencari informasi sedetail mungkin tentang produk yang akan dibuat. Demikian pula bagi guru yang mendampingi, membimbing dan mengarahkan siswa, otomatis akan ikut belajar secara lebih dalam agar mampu mengarahkan siswa. Mulai dari mencari informasi yang handal dan valid, hingga praktek pembuatan produk yang paling mungkin untuk dilakukan dan memiliki nilai jual serta mampu berkompetisi dengan produk lain yang serupa.
Produk marketable tentu saja memiliki kriteria tertentu sesuai jenis produk. Hal tersebut sekaligus akan memotivasi siswa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat produk yang marketable. Tidak hanya bermutu, siswa harus bisa membuat produk yang bisa mendatangkan keuntungan dan selanjutnya menguasai cara agar produk bisa dipasarkan. Semua tahapan proses yang harus dilalui guna diperoleh produk yang marketable biasanya membutuhkan waktu yang relatif lama. Karenanya, pembelajaran STEM menggunakan model pembelajaran PJBL berbasis produk marketable kemungkinan hanya bisa dicobakan pada satu buah kompetensi dasar ( K.D. ) dari suatu mata pelajaran. Akan tetapi bila model pembelajaran tersebut sungguh-sungguh diterapkan, berakibat siswa akan mengalami pengalaman belajar yang lebih kaya dan kompleks dibandingkan pembelajaran biasa.
Pada hakekatnya, menjadikan siswa lebih kreatif dan inovatif memiliki arti membekali siswa dengan persiapan yang lebih matang untuk masa depannya. Tidak hanya itu, pola pikir siswa akan berubah, dari yang semula hanya berorientasi pada perolehan nilai teori yang bagus, berubah menjadi berorientasi pada keberhasilan menghasilkan karya nyata yang bisa diterima masyarakat. Persaingan di era mendatang akan lebih menuntut daya kreasi dan inovasi setiap orang. Karena itu, tidak ada salahnya model ini mulai diterapkan di sekolah-sekolah, agar siswa tidak hanya piawai dalam hal teori, tetapi siswa tajam dalam mengaplikasikan teori di dalam kehidupan.
Fajar Indah Mulyani, S.T.
Guru Kimia SMK Negeri Tembarak