Reportase Ala Vloging Tingkatkan Kemampuan Hots Peserta Didik

Tri Muji Lestari, S.Sos Guru Sejarah SMA N 1 Sokaraja Banyumas
Tri Muji Lestari, S.Sos Guru Sejarah SMA N 1 Sokaraja Banyumas

Fenomena Vloging dewasa ini menjadi trend di kalangan remaja, merebak bagaikan jamur di musim hujan. Vloging sangat mudah dilakukan, hanya menggunakan Hand Phone android dengan fasilitas video. Vloging akan segera diunggah di media sosial dan menjadi ajang remaja menunjukkan jati dirinya. Psikologis remaja memang ingin menemukan dan menunjukkan jati diri mereka. Sehingga mendapat pengakuan. Positifkah fenomena ini? Sedangkan tuntutan Kurikulum 2013 Generasi Milenial harus berkemampuan HOTS (Higher Order Thinking Skills) mampu mengembangkan diri pada ketrampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu Kemampuan berpikir kritis (Critical Thinking and Solution Orientied), kreatif dan inovatif ( Creative and Inovative), kolaboratif (colaborative) dan komunikatif (comunicative).

Penulis berusaha cermat menyikapi fenomena ini untuk menunjang proses belajar mengajar di kelas X IPS 4 SMA N 1 Sokaraja, dengan menjadikannya sebagai tugas proyek pada Kompetensi Dasar 4.4. Peserta didik mampu menerapkan langkah-langkah penelitian sejarah (heuristik, kritik/verifikasi, interpretasi/ eksplanasi dan penulisan sejarah) dalam mempelajari sumber sejarah yang ada di sekitarnya.

Baca juga:  Membangkitkan Semangat Belajar Kimia dengan “ Quiz”

Penugasan tersebut adalah Reportase Sejarah ala vloging. Obyek reportase dapat berupa bangunan bernilai sejarah, monumen/tugu peringatan, tokoh, situs, Cagar Budaya dan peristiwa bersejarah di Eks Karisidenan Banyumas. Peserta didik dapat menjadikan dirinya seolah reporter yang vloging melaporkan adventurenya dengan obyek masing-masing.

Penugasan ini sarat dengan kemampuan HOTS ( High Order Thinking Skills), dari mulai langkah pertama pembentukan kelompok secara acak, peserta didik keluar dari Zona Nyaman Belajar bekerjasama (colaboratif) dengan berbagai karakter teman dan berbagi tugas. Mengembangkan karakter religius dengan meyakini bahwa Allah tidak menciptakan satu makhluk hiduppun yang tanpa manfaat. Langkah kedua menentukan obyek penelitian menumbuhkan kemampuan berkomunikasi (Comunication),berdiskusi menentukan obyek penelitian. Langkah ketiga, membuat rencana jadwal kegiatan dari mulai observasi, wawancara, peliputan, sampai dengan editing video reportase sangat mengembangkan gotong royong. Langkah keempat mengajukan surat rekomendasi Kepala Sekolah. Langkah kelima melakukan searching internet dan kajian pustaka tentang obyek kajian. Langkah keenam melakukan observasi lapangan, pengambilan data dan wawancara sumber menggunakan metode penelitian sejarah. Langkah ketujuh menyiapkan narasi untuk shooting video/vloging. Langkah kedelapan pengambilan video dan langkah kesembilan editing hingga menjadi vlog yang siap ditampilkan memerlukan kreativitas dan kolaborasi juga penguasaan ICT. Langkah kesepuluh presentasi video. Ketrampilan berkomunikasi diasah pada saat peserta didik harus mempresentasikan vlognya. Langkah kesebelas adalah mengunggah vloging ke media sosial.

iklan
Baca juga:  Penerapan Bahasa Jawa Bentuk Karakter Anak

Penugasan membuat reportase sejarah ala Vloging mendapat sambutan antusias dari peserta didik. Mereka merasa senang dengan penugasan yang menantang dan kekinian ini dan kemampuan HOTS-pun terasah. Hasil post survey terhadap peserta didik berjumlah 32 ; 30 ( 93,75%) responden menjawab bahwa penugasan ini menyenangkan dan menantang, 2 (6,25%) responden menjawab memberatkan dan membuat patah semangat.

Tri Muji Lestari, S.Sos
Guru Sejarah SMA N 1 Sokaraja Banyumas

iklan