Tic Tac, Matematika Lebih Asyik

Umi Ulfatuljanah, S.Pd.SD Guru SD Negeri Singojoyo, Bruno, Purworejo
Umi Ulfatuljanah, S.Pd.SD Guru SD Negeri Singojoyo, Bruno, Purworejo

JATENGPOS.CO.ID, – Matematika sering dianggap sebagai momok dalam pelajaran oleh peserta didik. Peserta didik menganggap matematika sebagai pelajaran tersulit dibanding pelajaran lain. Materi dalam matematika hampir 100% berisi perhitungan dan penggunaan rumus-rumus matematika. Peserta didik merasa malas untuk menghitung dan menghafal rumus. Dari rasa malas tersebut, peserta didik menjadi kesulitan untuk menyelasaikan masalah dalam matematika.

          Mindset peserta didik yang menjadikan matematika sebagai pelajaran yang sulit, membuat peserta didik tidak menyukai pelajaran matematika. Karena tidak suka terhadap matematika mengakibatkan hasil belajar rendah. Dari hal tersebut seorang guru berusaha mengemas pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan mengasyikan. Anak usia SD cenderung lebih suka bermain, sehingga muncullah ide untuk mengkolaborasikan permainan ke dalam pembelajaran matematika.

          Permainan tic tac merupakan permainan tradisional yang cocok dikolaborasikan dengan pembelajaran matematika. Permainan tic tac membutuhkan strategi pemain untuk membentuk garis vertikal/horisontal. Pemain yang dapat membentuk garis vertikal/horisontal tercepat adalah pemenangnya.

Baca juga:  Video Klip Lagu Efektifkan Pembelajaran Menulis Teks Drama

          Sebelum permainan tic tac dimulai siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 anggota kelompok, setiap anggota kelompok memiliki tugas yang berbeda. Tugas  anggota dalam kelompok tersebut meliputi : (1) dua peserta didik sebagai pemain, (2) satu peserta didik sebagai pembaca soal, (3) satu peserta didik sebagai penilai atau yuri permaian.

iklan

          Media yang perlu disiapkan dalam permainan, kertas tic tac dengan sembilan kotak serta sepuluh kartu soal dan kartu kunci jawaban. Kartu soal tersebut diserahkan kepada pembaca soal, sedangkan kunci jawaban diserahkan kepada yuri atau penilai dalam permainan. Dua pemain memiliki benda sebagai simbol pemain dengan bentuk atau warna yang berbeda, misalnya pemain satu dengan kapur merah sedangkan pemain lainnya dengan kapur putih. Sebelum permainan dimulai yuri atau penilai dalam permainan pada setiap kelompok  menentukan pemain yang bermain terlebih dahulu dengan cara melempar koin. Yuri dan pemain sudah mengadakan kesepakatan dalam menentukan bagian muka koin, misalnya pemain A memilih muka koin gambar, sedangkan pemain B memilih muka koin angka. Yuri melempar koin tersebut dan jatuhnya koin dengan muka koin yang terlihat merupakan pemain yang terlebih dahulu diberikan kesempatan untuk bermain.

Baca juga:  Pkr Tingkatkan Kemandirian Siswa

          Pemain pertama bermain terlebih dahulu dengan menjawab soal dari pembaca soal sesuai durasi waktu yang telah ditentukan. Pemain pertama dapat menjawab pertanyaan dengan benar, maka pemain tersebut berhak meletakan simbolnya (kapur merah/kapur putih) didalam kotak tic tac yang diinginkan. Apabila pemain pertama tidak bisa menjawab pertanyaan maka pertanyaan dilempar kepada pemain ke dua , jika kedua pemain tidak dapat menjawab pertanyaan dari pembaca soal maka pertanyaan diganti dengan pertanyaan lainnya sesuai dengan kartu soal yang telah disediakan guru. Kedua pemain harus mampu membuat garis vertikal/horisontal dengan tiga kotak sesuai simbolnya masing-masing (kapur merah/kapur putih) dengan cepat. Pemain yang dapat membuat garis vertikal/horisontal harus meneriakan “ tic tac !” pertanda pemain tersebut menang dengan berhasil menjawab semua pertanyaan dari pembaca soal. Permainan tic tac dapat di ulang dengan pemain yang berbeda dalam satu kelompok tersebut. Semua angota kelompok mendapat kesempatan untuk  menjadi pemain dalam permainan tersebut.

Baca juga:  Bermain Kartu Kata Mudahkan Belajar Membaca Permulaan

          Kelompok yang telah menyelesaikan permainan membuat laporan tentang jumlah soal yang dapat terjawab dengan benar oleh masing-masing pemain kepada guru. Soal yang tidak terjawab dibahas bersama-sama oleh guru dan peserta didik. Kegiatan belajar mengajar pun berjalan dengan lancar dan tentunya sangat mengasyikan serta siswa tidak terbebani. Harapan kedepannya semoga guru dapat menciptakan inovasi pembelajaran yang lebih kreatif dan menarik bagi siswa.

Umi Ulfatuljanah, S.Pd.SD

Guru SD Negeri Singojoyo, Bruno, Purworejo

iklan