JATENGPOS.CO.ID, – Tujuan pendidikan telah mengalami pergeseran teori dan carapandang dalam pembelajaran.Tujuan pembelajaran yang semula lebihmemusatkan pada penguasaan bahan, bergeser menjadi penguasaankompetensi. Pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa mampu mencapaikompetensi sesuai tujuan pembelajaran. Siswa dikatakan telah kompeten jika nilai yang diperoleh telah mencapai ketuntasan belajar minimal. Ketuntasan belajar minimal yang sebelumnya disebut KKM ditetapkan sebelum atau pada awal tahun ajaran. Konsep dasar penilaian kompetensi mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Kurikulum 2013 SMK terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).Kompetensi inti ke empat (KI-4) tentang aspek keterampilan menjadi sesuatu yang penting yang harus dikuasai siswa. Proses pembelajaran pun harus disesuaikan dengan konteks pekerjaan yang nantinya akan dihadapi. Kompetensi dasar (KD) pada KI-4 untuk mata pelajaran Perawatan Kelistrikan Kendaraan Ringan Otomotif, terdiridarisistempengapian, sistemkelistrikanbodi, sistem starter dan sistem pengisian.
Metode pembelajaran praktik menjadi pilihan yang paling tepat agar siswa dapat menguasai keterampilan yang baik. Strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai alat praktik yang dimiliki. Guru dapat berperan aktif sebagai sumber dan sebagai fasilitator dalam tiap-tiap kelompok. Guru harus mengatur model pembelajaran yang mendorong siswa memiliki peran aktif sehingga tidak menjenuhkan.
Model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi.Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknyaadalahkerjakelompok, dua siswa bertamu (stray)ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya (stay)untuk menerima dua orang dari kelompok lain. Dalam konteks mata pelajaran perawatan kelistrikan kendaraan ringan guru dapat membagi pekerjaan tersebut sesuai jumlah Kompetensi Dasar (KD) ke dalam KD1, KD2, KD3 dan KD4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai KD dan jumlah peralatan praktik yang dimiliki. Guru memandu jalannya praktik, membimbing dan mengarahkan jalannya praktik pada tiap-tiap kelompok hingga siswa benar-benar menguasai.
Tahap berikutnya, dua siswa pada satu kelompok bergeser kepada kelompok yang lain sebagai tamu dan dua siswa yang lain tetap tinggal. Siswa yang tetap tinggal membagi pengalaman praktik kepada siswa tamu. Siswa tamu dan siswa yang tinggal berdiskusi tentang berbagai hal yang dihadapi. Siswa tamu dan siswa tinggal juga harus melakukan sinergi dan kolaborasi dalam pengawasan dan bimbingan guru hingga siswa tamu benar-benar menguasai materi. Pada tahap berikutnya siswa tamu berubah peran sebagai siswa tinggal untuk menerima rekan kelompoknya sebagai tamu. Proses berikutnya adalah sama yakni diskusi, eksplorasi, sinergi dan kolaborasi. Siswa tamu dan siswa tinggal terus diputar secara bergantian ke tiap-tiap KD sampai seluruh siswa memiliki kesempatan untuk mendalami materi.
Saat pembagian kelompok bisa dimungkinkan jumlah siswa pada kelompok tertentu lebih dari empat siswa, maka pembagian siswa tamu dan siswa tinggal bisa disesuaikan misal two stay three strayatau sebaliknya.Dengan model ini siswa akanmerasa lebih enjoy dan rileks namun termotivasi lebih aktif, interaktif, eksploratif, kolaboratif dan kreatif. Harapan akhirnya adalah lebih berprestasi dan kompeten dengan tingkat penguasaan keterampilan yang baik.
HASANUDIN DWI SABDO PUTRO, M.Pd.
GURU TKRO SMK NEGERI 1 KALIJAMBE, Sragen