JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Persatuan Hotel & Resto Indonesia (PHRI) Kota Semarang turut andil dan guyub dalam satu event “Karnaval Dugderan 2019“. Ini bagian dari eksistensi dan komitmennya dalam melestarikan tradisi, seni dan budaya Kota Lunpia dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Tak tanggung-tanggung, puluhan General Manager dan Manager top level manajemen hotel yang ada di Semarang mempersembahkan kejutan berupa replika raksasa Warak Ngendog (binatang metologi), perpaduan tiga budaya yakni Jawa, Cina dan Arab yang menjadi simbol kerukunan umat manusia khususnya di Kota Semarang. Benk Mintosih, koordinator kegiatan dan juga General Manager Star Hotel Semarang, mengatakan, kejutan tersebut sebagai eksistensi dan komitmen para insan pelaku bisnis hospitality guyub dalam satu kegiatan.
“Kami selaku pengelola bisnis penginapan yang ada di Semarang, selayaknya harus turut andil mempertahankan dan mengembangkan tradisi dugderan yang menjadi seni dan budaya tahunan dalam menyambut bulan suci ramadan,” ujarnya, usai acara karnaval dugderan, Sabtu (4/5) pekan lalu.
Dijelaskan, Warak Raksasa yang di arak sepanjang Jalan Pemuda tepat di kantor Balaikota Semarang menuju masjid Kauman Pasar Johar tersebut, sebagai warna berbeda dugderan tahun ini. Biasanya PHRI hanya mengirimkan perwakilan masingmasing hotel untuk menyemarakan karnaval dugderan. Tahun ini seluruh GM top manajemen dari puluhan hotel yang tergabung turut andil langsung mengawal arakarakan tradisi seni dan budaya tersebut.
“Berjalan kaki dari awal hingga akhir rute arak-arakan, meski terasa lelah, namun semangat guyub tersebut tidak menjadi halangan kami untuk turut andil menyemarakan dugderan bersama ratusan peserta karnaval lainya. Kami berharap, kedepan Semarang bisa lebih mengembangkan tradisi ini, mampu menjadi bagian dari promosi pariwisata di level internasional,” harapnya.
Iin Indriyasari, Kepala Disbudpar Kota Semarang memberi apresiasi atas persembahan komunitas hotel yang tergabung di PHRI Kota Semarang.
“Tentunya apa yang dilakukan peran swasta, khususnya komunitas hotelers ini, menjadi semangat kami untuk terus komitmen dalam menjaga tradisi seni dan budaya dugderan agar terus berkembang dan menjadi ajang promosi pariwisata Kota Semarang lebih luas lagi,” tuturnya. (ucl/mar)