Tingkatkan Hasil Belajar Tata Surya Melalui Pendekatan Konstruktivisme

Widiyaningsih, S.Pd. Guru SD Negeri Tretep Tretep, Temanggung
Widiyaningsih, S.Pd. Guru SD Negeri Tretep Tretep, Temanggung

Peran penting guru di dalam kelas khususnya dalam pembelajaran IPA tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, melainkan membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar. Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah menjadikan informasi yang diterima oleh siswa menjadi bermakna dan relevan. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan kreativitas mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam kenyataannya guru mengajar hanya menyampaikan sejumlah materi ajar yang harus dikuasai siswa tanpa mengacu kepada proses terbentuknya pemahaman. Akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna. Seperti halnya guru dalam menyampaikan materi sistem tata surya hanya mementingkan aspek kognitif. Guru menyampaikan sejumlah materi yang harus dikuasai siswa tanpa membimbing pada proses terbentuknya pemahaman. Sehingga hasil belajar tidak tercapai.

Untuk mengatasi masalah tersebut, guru menggunakan pendekatan konstruktivisme. Guru memiliki peran membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan semata, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya. Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.

Siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apa bila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai (Trianto: 2009). Sehingga peran guru berubah dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa. Kontruksivisme adalah suatu pendekatan yang lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran (hanifa & Suhana: 2009). Karena penekannya pada siswa (siswa aktif), maka strategi konstruktivis sering disebut pengajaran yang terpusat pada siswa atau student-student instraction.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap tindakan ini adalah pertama guru melakukan apresiasi, selanjutnya menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan, kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap kelompok 4-5 siswa. Setelah itu membagi lembar kerja kelompok dan peraga tata surya. Secara berkelompok siswa mencoba, mengamati, dan menyimpulkan hal-hal yang berhubungan dengan tata surya melalui diskusi terbimbing. Secara bergiliran mereka mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Yang terakhir, guru memberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial kemudian melalui bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil diskusi dan menerapkan pemahaman konseptual melalui pembelajaran saat itu.

Hasilnya siswa mempunyai keberanian untuk bertanya, mengemukakan pendapat atau gagasan , dan menjawab pertanyaan menggunakan bahasa sendiri baik dari guru maupun teman. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat, antusiasisme siswa terhadap materi juga meningkat sehingga pemahaman siswa terhadap materi juga meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes formatif. Sebagian besar siswa mengalami peningkatan pada hasil belajarnya.

Pada dasarnya pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah membangun kemampuan siswa berdasarkan pengalamannya sendiri. Siswa terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapi, mandiri, kritis, keratif, dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.

Widiyaningsih, S.Pd.
Guru SD Negeri Tretep
Tretep, Temanggung