Bentuk Siswa Berkarakter dengan Ketarunaan!

Nanik Sunarni SMK Negeri 2 Sragen
Nanik Sunarni SMK Negeri 2 Sragen

JATENGPOS.CO.ID, – Dari observasi di sekolah  terjadi pada saat  dilapangan,  anak selalu kurang disiplin dan kurang memiliki rasa tanggung jawab    di sekolah,  tidak membuat pekerjaan rumah, mencoret coret bangku, tidak biasa antri, pada saat upacara bendera tidak tertib, tidak berpakian dengan rapi, sering datang terlambat, menyerahkan tugas tidak tepat waktu, di dalam kelas selalu mengganggu teman, sering berkelahi, kurang hormat pada guru, kurang perhatian siswa saat guru dalam proses pembelajaran. Hal ini merupakan dasar dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Kalau kebiasan ini tidak menemukan pemecahan masalahnya maka tujuan pendidikan nasional akan sulit  terwujud.

Dari berbagai permasalahan tersebut,  faktor yang mempengaruhi anak kurang menunjukkan sikap tersebut, diantaranya lemahnya perhatian orang tua kepada anaknya  dikarenakan orang tua selalu sibuk dengan urusan ekonomi, orang tua yang otoriter, keluarga yang home broken, pengaruh pergaulan dilingkungan sekitar anak,  adanya perkembangan media  elektronik yang tidak bisa dikelola dengan baik oleh siswa dengan menggunakan internet tidak sesuai dengan wadah kebutuhan dari siswa dengan benar contohnya membuka vidio purno,  kurang demokratisnya pendekatan dari orang tua maupun guru yang ada disekolah.

Baca juga:  Kebiasaan Sarapan Bantu Tingkatkan Konsentrasi Otak

Pendidikan dan latihan dasar ketarunaan SMK adalah wahana untuk membentuk mensed dan karakter siswa agar menjadi Taruna sehat, kuat, disiplin dan berkarakter serta bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, tujuan Kompetensi Keahlian. Dari pembentukan karakter pada siswa yang berkaitan dengan meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa: 1). Bahwa pendidikan itu adalah suatu proses perkembangan pribadi seseorang yang banyak dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari  luar seseorang . Faktor luar salah satunya adalah pengaruh lingkungan terhadap diri siswa seperti alat pendidikan, proses pembelajaran, metoda pendidikan, media pendidikan, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana. Alat pendidkan salah satu diantaranya dengan ketarunaan.

Baca juga:  Animo Guru Menulis Artikel

Hal ini tentu akan memberikan dampak terhadap pola tingkah laku dan kebiasaan siswa di sekolah dan selanjutnya akan dibawa dalam kehidupan selanjutnya.2). Di dalam proses pendidikan yang berlangsung secara formal di sekolah guru sebagai pendidik, motivator, fasilitator akan sangat memberikan dampak terhadap perilaku dan kebiasan murid itu sendiri. Sebagai pendidik guru di sekolah akan menjadi teladan bagi anak didik. Sikap dan perilakunya biasanya akan ditiru oleh anak didik.

iklan

Jadi guru itu harus bisa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam istilah guru kencing berdiri murid kencing berlari. 3).  Sekolah Menengah Kejuruan yang merupakan jenjang pendidikan menengah seharusnya  menegakkan tata tertib sekolah seperti pada sekolah sekolah formal pada tingkat lebih tinggi. 4). Di dalam lingkungan sekolah siswa perlu mendapat pengawasan sehari hari dalam bertingkah laku dan bertindak. Pola tingkah laku itu hendaknya diarahkan kepada etika dan tata krama , sehingga menjadi kebiasaan yang  mereka sehari hari. Jadi semua komponen dan pelaksana yang di sekolah harus pula berpola dan berbuat  sesuai dengan etika dan tata krama yang berlaku.

Baca juga:  “QSH “ Tingkatkan Belajar IPS

Di dalam  membentuk karakter anak melalui pendidikan di sekolah agar anak memiliki karakter yang baik seperti sikap dan tingkah laku yang dikehendaki oleh masyarakat. Karena dengan sistem pendidikan yang ada disekolah karakter anak dapat dikembangkan melalui tahap pendidikan pengetahuan ,kebiasaan hidup dengan sikap dan perilaku yang baik,  namun seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut apabila tidak dilatih .Dengan demikian diperlukan komponen karakter yang baik yaitu pengetahuan tentang moral , dan perasaan tentang moral yang kemudian diaplikasikan perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebajikan.

Oleh :

Nanik Sunarni

SMK Negeri 2 Sragen

iklan