JATENGPOS.CO.ID, – Betapa pemerintah sangat mengkhawatirkan perkembangan generasi remaja. Hal ini sebagai efek perkembangan teknologi yang semakin canggih, terutama internet. Segala akses di seluruh dunia dengan mudah diunduh dan disaksikan oleh siapa saja. Oleh karena itu perilaku generasi remaja Indonesia saat ini sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Mereka menjadi generasi yang cenderung egois, mengabaikan lingkungan. Hal ini terpengaruh pada alat komunikasi gawai canggih. Kecenderungan mereka adalah untuk bersentuhan dengan gawai setiap waktu. Mereka pada usia dini sudah mengenal alat-alat komunikasi yang canggih, seperti : komputer, laptop, handphon. iPads, PDA, MP3player, BBM, internet dan aneka perangkat elektronik lainnya.
Sudah sewajarnya pemerintah merasa khawatir, dengan adanya perilaku-perilaku generasi yang menyimpang. Akhirnya pemerintahpun bersikap, pemerintah berusaha memberi tameng pada generasi remaja. Rupanya pemerintah percaya bahwa dunia pendidikan merupakan sasaran yang tepat untuk mempersiapkan generasi remaja menjadi generasi yang berkarakter sesuai dengan kepribadian Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam Penguatan Pendidikan Karakter, membeberkan bahwa pengembangan nilai-nilai karakter meliputi: 1) Olah Hati (etika), 2) Olah Raga (kinestika), 3) Olah Karsa ( estetika), dan 4) Olah Pikir (Literasi). Hal tersebut sangatlah lengkap mencakup segala aspek untuk mencetak insan agar mempunyai pribadi yang cerdas dengan diimbangi akhlak yang mulai. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa nilai-nilai karakter itu indikatornya meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat / komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, dan lain-lain. Nilai-nilai karakter inilah yang selalu diimplementasikan pada setiap mata pelajaran.
Dalam setiap jenjang pendidikan sudah barang tentu ada beberapa mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa, semua mata pelajaran harus mengimplementasikan nilai-nilai karakter tersebut. Jika hal ini terlaksana, maka insyaAlloh akan terwujud generasi emas berkepribadian Indonesia. Tentunya untuk mencapai hal ini, tidaklah semudah seperti membalikan telapak tangan, perlu kerja keras, perlu dukungan dari berbagai pihak, adanya kerja sama dari pihak sekolah dengan orang tua siswa.
Sedikit mengkaji dari berbagai peristiwa yang miris dalam dunia pendidikan, misalnya peristiwa siswa menganiaya guru, guru  dilaporkan ke pihak berwajib, siswa dikeroyok oleh temannya sendiri, siswa dikeroyok oleh siswa sekolah lain, guru dianiaya orang tua siswa, dan berbagai peristiwa yang mencoreng dunia pendidikan. Siapa yang salah atau siapa yang dipersalahkan atau dikambinghitamkan.
Marilah duduk bersama, berbicara dengan kepala dingin, dan introspeksi. Guru manusia biasa yang mempunyai rasa yang dituntut harus mampu mengolah karsa. Guru sangatlah memahami fase-fase perkembangan siswa, dari hasil pemahaman setiap fase perkembangan tersebut, guru diharapkan mampu mengendalikan dari gejolak perilaku siswa. Sebenarnya tanpa adanya pembeberan tentang nilai-nilai karakter, setiap guru sedikit banyak telah mengimplementasikan nilai-nilai karakter tersebut. Namun, nilai-nilai karakter perlu diperjelas, dikuatkan, dan dicanangkan oleh pemerintah agar setiap guru ‘melek’ terhadap pendidikan karakter yang dirasa semakin mengikis. Semoga penguatan pendidikan karakter mampu mengantarkan generasi remaja menjadi generasi emas Indonesia. Generasi yang berakhlak mulia, yang mampu membawa Indonesia damai, sentosa, aman, dan makmur dalam naungan NKRI.
Oleh:
Dra. Kris Dwi Ningsih
Guru Bahasa Indonesia, MTs Negeri 1 Purworejo