JATENGPOS.CO.ID, – Stimulasi berpikir kritis anak bisa dilatih melalui pengajaran bahasa. Kemampuan anak mengungkapkan gagasan terhadap sesuatu yang dilihat melalui kata-kata merupakan proses berpikir kritis anak. Disinilah tantangan guru Bahasa Inggris harus mampu memperkenalkan dan mengajarkan bahasa Inggris dengan menyenangkan, sehingga siswa dapat menangkap bahasa dengan baik. Disamping itu, guru juga harus dapat menstimulasi kemampuan berpikir kritis siswa sesuai tahap usianya. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang memancing keaktifan dan kreativitas siswa. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah dengan model webbed.
Model webbed atau dikenal dengan spider web merupakan model pembelajaran yang berbasis tema. Model ini termasuk dalam pendekatan tematik. Model ini biasa diterapkan pada pembelajaran dengan memadukan multi disiplin ilmu atau memadukan beberapa mata pelajaran yang diikatkan dengan satu tema. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan model ini dalam satu mata pelajaran tertentu. Langkah awal dalam kegiatan pembelajaran dengan model ini adalah penentuan tema. Pemilihan tema dapat dilakukan dengan kesepakatan antara guru dengan siswa, atau dimunculkan dari guru kemudian siswa menentukan sub-sub temanya. Kemudian, siswa secara berkelompok membahas sub-sub tema tersebut sehingga mereka mendapatkan pengalaman belajar dan berperan aktif menemukan ilmu yang mereka pelajari sendiri.
Pelajaran Bahasa Inggris dapat menerapkan model ini dengan konsep yang lebih sederhana untuk menstimulasi siswa mengkritisi sesuatu yang dilihat sekaligus untuk melatih kerjasama, komunikasi, serta kreatifitas mereka. Model ini dapat digunakan ketika guru membahas teks deskripsi, misalnya dalam materi mendeskripsikan orang dengan tema tokoh idola. Sebagai langkah awal guru menampilkan sebuah teks tentang seorang tokoh. Setelah itu, siswa diminta mengamati dan menangkap hal-hal yang dideskripsikan teks itu. Setelah itu, guru meminta masing-masing siswa maju ke depan menuliskan ciri-ciri atau hal-hal yang dideskripsikan teks tersebut. Dari pembahasan itu siswa dapat memahami konsep teks deskripsi, pola kalimat yang digunakan, dan hal-hal yang dapat digambarkan dalam teks itu.
Setelah siswa memahami konsepnya, guru membagi siswa menjadi kelompok beranggotakan 3-4 anak. Setelah itu, guru menunjukkan beberapa gambar tokoh dalam bidang yang berbeda, seperti seni, ilmu pengetahuan, pendidikan, dll. Satu kelompok memilih salah satu gambar, kemudian berdiskusi dalam kelompok untuk membahas tokoh tersebut, menuliskan deskripsi yang mungkin dari tokoh tersebut sehingga menjadi sebuah teks deskripsi.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi sehingga pembelajaran yang perpusat pada siswa dapat semakin terlihat (student centered learning). Melalui hasil presentasi dengan materi tokoh yang bervariasi, maka beragam teks deskripsi dapat dihasilkan. Hal ini berarti siswa sudah mampu mencapai kompetensi tertinggi dalam pembelajaran, yaitu mencipta yang merupakan level tertinggi dalam taksonomi Bloom (revised by Anderson). Sebagai kegiatan lanjutan dari pembelajaran ini, siswa dapat diminta untuk membuat deskripsi tentang idola yang dekat dengan kehidupan mereka, misalnya salah satu anggota keluarga. Dari serangkaian kegiatan pembelajaran tersebut, siswa berarti telah dibimbing secara bertahap agar dapat membuat teks deskripsi mulai dari klasikal, kelompok, sampai individual.
Kelebihan pembelajaran dengan model ini adalah pembelajaran dapat terasa lebih menyenangkan karena siswa berperan aktif mengkonstruksi ilmu yang mereka pelajari bersama temannya melalui diskusi. Selain itu, model ini dapat mempermudah siswa mengkritisi sesuatu dengan menguraikan bagian-bagiannya dengan mendetail. Dengan demikian mereka menjadi lebih termotivasi untuk belajar.
Model spyder web ini selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan. Terutama saat pemilihan tema yang akan dibahas, harus dilakukan dengan selektif sesuai dengan materi yang akan dibahas, sehingga siswa dapat lebih terstimulasi untuk mendeskripsikan secara menyeluruh. Misalnya dalam tema tersebut, ada lebih dari satu gambar yang diberikan. Masing-masing gambar tersebut dapat menggambarkan ciri fisik, sifat, dan aktivitas tokoh tersebut sehingga kalimat-kalimat yang dihasilkan dapat bervariasi, baik kalimat verbal, nominal, maupun behavioral.
Secara keseluruhan, model webbed atau spider web cukup menarik untuk dipraktekkan. Model ini efektif dapat menstimulasi siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga student centered learning dapat terwujud. Pengalaman pembelajaran bermakna (meaningful learning) bisa didapatkan siswa secara langsung.
Weni Ristu Diwati W., S.S., M.Pd.
Guru SMP N 1 Kertek, Wonosobo