Pendidikan dan Tantangan Global

Danang Eko Pranowo, S.Pd.Jas Guru SMA Negeri 2 Sukorejo Kendal
Danang Eko Pranowo, S.Pd.Jas Guru SMA Negeri 2 Sukorejo Kendal

JATENGPOS.CO.ID, – Jarak yang jauh, perbedaan tempat dan waktu kini sudah tidak lagi menjadi kendala. Dunia tak lagi seperti dahulu, apa yang terjadi saat ini di suatu tempat bisa dilihat dan diikuti oleh mereka yang berada jauh dari lokasi kejadian. Ketepatan, kecepatan dan waktu sekarang ini bukan lagi menjadi penghambat dalam melakukan hubungan dan relasi antar sesama.

Dinamika kehidupan yang sangat cepat, perubahan keadaan yang dinamis serta serba tak terhingga ini tentunya membawa dampak yang luar biasa dalam berbagai hubungan kemanusiaan. Jelas hal tersebut juga salah satunya dipengaruhi oleh yang namanya Teknologi. Teknologi dan kemajuan informasi ikut serta membawa perubahan manusia dari sisi kebudayaan. Sehingga kebudayaanpun turut serta mengikuti perubahan arus global dengan capat pada saat ini.

Pola, tingkah laku dan selera manusiapun menjadi sangat beragam. Bangsa barat yang dikenal sebagai penyuplai kebudayaan secara terus menerus melakukan kampanye melalui berbagai aktor kebudayaan yang beraneka ragam. Mulai dari hal kecil seperti makanan, minuman bahkan sampai hal musik, mode atau bahkan sampai pada hal selera dan gaya hidup yang lebih cenderung bersifat pleasure (kesenangan). Selain dari kebudayaan tersebut, lebih mengikis dalam hal interaksi satu orang dengan orang lain.

Baca juga:  Peraga Tiga Dimensi Lebih Menarik Perhatian Siswa

Dari segi pendidikanpun, banyak sekali perubahan yang terjadi. Seperti budaya berangkat ke tempat kerja maupun sekolah menggunakan kendaraan pribadi. Terutama di daerah pinggiran kota. Pemandangan menggunakan alat komunikasi seperti handphone dan smart phone tanpa menghiraukan kebiasaan sapa dan salam terhadap teman maupun lingkungan sekitar. Saat ini kita diajak dan dituntut untuk menjadi manusia yang cenderung tidak bisa melepaskan diri dari komunitas masyarakat global yang lebih instan, praktis dan ringkas.

iklan

Globalisasi menyuguhkan hal-hal baru kepada masyarakat terutama anak-anak kita. Tidak sedikit dari mereka yang lebihmengadopsi style barat, cara pandang dan berfikir yang instan. Akibatnya mau tidak mau mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang dulu sering dilakukan seperti berinteraksi dengan sesama secara langsung dan tatap muka, bertegur sapa, dan kebiasaan lainnya. Globalisasi memberikan dampak pada penggunaan bahasa yang Bilingual,anak-anak kita lebih cepat untuk mengucapkan kata-kata baru sehingga terjadi campur aduk bahasa tanpa tahu makna dan filosofinya.

Baca juga:  Pentingnya Media Dalam Pembelajaran

Secara mentalitaspun, anak-anak sekarang sudah tidak bisa lagi mengenali dan kembali kepada kebudayaan lokal mereka. Misalnya Budaya Kejawaan seperti bahasa ibu yang cenderung tidak lagi digunakan dalam masyarakat urban seperti sekarang. Terlebih lagi, globalisasi memberikan hambatan pada generasi muda dalam hal pembelajaran Tata Krama, sopan santun dan etika-etika positif lainnya yang semakin terabaikan di lingkungan sekolah-sekolah kita.

Di era seperti inilah, tantangan kita sebagai pendidik, sebagai guru, dituntut dan dihadapkan kepada dunia yang begitu cepat berubah. Bila kita tidak mengikuti arus perubahan yang ada di dunia murid-murid dan masyarakatnya, maka gurupun bisa dikatakan tidak bisa mendidik dan menuntun anak mereka dengan bijak. Jika guru masih pasrah dengan keadaan ini, bahkan mengajarpun masih dengan apa adanya, maka tak heran guru tersebut akan ditinggalkan oleh murid dan masyarakat.

J.Krisnamurti pernah menuliskan dalam bukunya Surat Untuk Sekolah: (1983), “Guru atau pendidik itu manusia. Fungsi mereka ialah untuk membantu siswa untuk belajar. Bukan hanya tentang mata pelajaran ini atau itu, tetapi mengerti keseluruhan aktivitas belajar itu, tidak hanya untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai macam hal, akan tetapi untuk menjadi manusia yang utuh. Sekolah-sekolah ini bukan sekedar pusat-pusat belajar, tetapi sekolah-sekolah ini harus menjadi pusat-pusat kebaikan dan mewujudkan batin yang religius “.

Baca juga:  Riset Sejarah Pacu Siswa Mengenal Kearifan Lokal

Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tidak hanya memberikan momentum yang bersifat ekonomistik semata, namun merupakan momentum bersama dalam mengusahakan kerukunan, perdamaian dunia dan perang dalam memberantas persoalan global seperti kemiskinan, korupsidan ketidakadilan secara sosial. Pendidikan bisa dijadikan sebagai media bagi terlaksananya cita-cita yang mulia. Melalui MEA, kita bisa melihat peluang dan tantangan bagi dunia pendidikan kita dalam menyelaraskan perannya dalam situasi dan tantangan global.

Oleh karenanya, kaum guru dan lingkungan sekolahpun dituntut untuk lebih membekali murid-muridnya dengan nilai-nilai integritas yang berkait erat dengan khazanah tradisi dan kearifan lokal.  Hal tersebut merupakan modal dan dasar bagi murid-murid kita agar lebih memiliki prinsip dan mentalitas yang tangguh di masyarakat internasional. Inilah tugas dan tantangan pendidikan kita saat ini.

Danang Eko Pranowo, S.Pd.Jas

Guru SMA Negeri 2 Sukorejo Kendal

iklan