Drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, bertindak,bereaksi dan sebagainya. Drama sebagai karya sastra bersifat sementara karena pada hakikatnya drama adalah untuk dipentaskan.
Menyajikan drama dalam bentuk pentas atau naskah adalah salah satu Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta didik dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII. Kompetensi ini menuntut peserta didik untuk terampil mendiskripsikan watak dan tokoh yang digambarkan melalui dialog. Keterampilan bermain drama kelas VIII B SMP 2 Purwantoro kurang begitu menggairahkan dan menyenangkan. Keuletan dan keinginan peserta didik dalam mengikuti pelajaran drama masih kurang. Banyak peserta didik yang bermain-main dan mengganggu teman sehingga proses belajar mengajar kurang efektif. Selain itu guru jarang menggunakan media dan metode yang bervariasi serta teknik pembelajaran yang kurang menarik sehungga peserta didik cepat merasa bosan
Media audio visual dapat menjawab permasahan yang terjadi di kelas VIII B semester genap SMP 2 Purwantoro tahun pelajaran 2019/2020 dalam KD 4.16 Menyajikan drama dalam bentuk pentas atau naskah. Media audio visual merupakan kombinasi antara media audio dan media visual. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanyadapat didengar). Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan indra penglihatan. Menurut Asyhar (2012:3) media pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu mengajar, tetapi juga berfungsi sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Belajar dengan menggunakan media audio visual (pandang dan dengar) akan memberi keuntungan bagi peserta didik. Peserta didik akan belajar lebih banyak daripada jika materi disajikan dengan stimulus pandang atau stimulus respon Arsyad (2007:9-10). Hal ini sejalan dengan Hamdani(2011:249) yang mengatakan bahwa media audio visual akan menjadikan bahan ajar kepada peserta didik semakin lengkap dan optimal.
Salah satu contoh media audio visual adalah video. Video sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotorik. Peserta didik lebih mudah belajar melalui video dibandingkan melalui teks. Mereka terdorong untuk lebih aktif berinteraksi dengan materi. Dengan menayangkan video tayangan drama, peserta didik terdorong untuk dapat memaparkan apa yang dilihat dan didengar kemudian menuangkan ide dan kreativitasnya.
Penulis memilih menggunakan tayangan video pementasan drama sebagai media audio visual. Adapun langkah langkah yang penulis terapkan adalah:1) Peserta didik dibagi dalam kelompok. 2) Guru menayangkan video pementasan drama, peserta didik mengamati dengan seksama tayangan tersebut.2) Peserta didik mendiskusikan tokoh dan watak serta ekspresi para pemain.3) Guru membagikan teks drama dalam kelompok. 4) Peserta didik mempelajari teks drama sesuai peran yang mereka lakonkan. 5) Peserta didik mementaskan drama ke depan kelas.
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan media audio visual terdapat perubahan dalam diri peserta didik VIII B semester genap SMP 2 Purwantoro tahun pelajaran 2019/2020. Mereka sangat bergairah dan antusias bermain drama. Peserta didik berusaha berakting sesuai dengan perannya masing-masing. Tidak ada yang bermain-main atau mengganggu temannya. Mereka sangat menjiwai tokoh, watak yang mereka perankan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual dapat menggairahkan semangat peserta didik dalam bermain drama. Dengan media ini pula, proses pembelajaran berlangsung efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Dra. C. Iprang AD Herawati
Guru Bahasa Indonesia SMP N 2 Purwantoro