JATENGPOS.CO.ID, – Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dilakukan melalui suatu proses pembelajaran untuk menghasilkan perubahan dalam sikap, tingkah laku, pikiran dan perasaan. Ini berarti pendidikan tidak hanya mementingkan tercapainya pengetahuan kognitif (pikiran) siswa akan tetapi pendidikan juga menekankan pentingnya perubahan karakter siswa dalam perasaan,sikap dan tingkah laku . Dengan kata lain pengetahuan kognitif yang dicapai siswa akan diimbangi dengan perubahan karakter yang baik.
Pengetahuan karakter perlu diberikan pada siswa sebagai penyeimbang pengetahuan kognitif. Pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif akan membuat siswa mudah dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter siswa.
Di Indonesia pendidikan karakter sudah diimplementasikan dalam pembelajaran. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (dikutip dari kemendikbud.go.id., 2011), ada 18 nilai-nilai yang harus disisipkan dalam proses pendidikan di Indonesia. 18 nilai tersebut antara lain, religius, jujur, toleransi , disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Lalu bagaimana seorang guru dapat memberikan pendidikan karakter pada siswanya? Cara yang bisa dilakukan adalah dengan memasukkan nilai-nilai karakter tersebut pada materi yang sedang disampaikan kepada siswa. Misalnya saja dalam pembelajaran narative pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk SMA, seorang guru dapat mengimplentasikan nilai-nilai karakter tersebut melalui tulisan-tulisan narative yang sedang dibahas, mulai dari yang bebentuk dongeng tentang peri ( Fairy Tales), dongeng tentang hewan (Fables) atau jenis-jenis narative lainnya. Dongeng “Main Kundang” contohnya , seorang guru dapat mengajarkan nilai-nilai karakter positif seperti menghormati dan menghargai orang tua serta kerja keras, atau dari dongeng “Gajah dan Tikus” ( The Rat and The Elephant) siswa belajar tentang pentingnya toleransi, bersahabat / komunikatif .
Mengapa pembelajaran narative bisa membantu membentuk karakter siswa ? Narrative merupakan salah satu jenis tulisan yang merangkaikan satu kejadian ke kejadian lain yang diperankan para tokohnya. Umumnya, semua kalangan mulai dari anak-anak , remaja hingga dewasa senang membaca tulisan yang berbentuk narative karena isi tulisan narative menggambarkan kehidupan manusia pada umumnya dengan berbagai permasalahan yang harus dihadapi dan bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini tergambar dari perilaku para tokohnya.
Siswa mudah memahami dan mencerna nilai-nilai dan perilaku yang tertanam di dalam sebuah tulisan narative. Nilai-nilai dan perilaku yang baik ini tergambar dalam peran yang dijalani para tokoh dalam tulisan narative dan kejadian-kejadian yang dialaminya. Hal ini tentunya secara tidak langsung akan tertanam dalam diri siswa dan akan menjadi pola perilaku positif yang diterapkan dalam kehidupannya.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah Anas M. Adam dalam Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2017 di Jakarta pada 7 – 10 November 2017 menegaskan bahwa pembangunan kualitas manusia Indonesia harus disertai dengan pelaksanaan pendidikan karakter. Beliau juga menyatakan bahwa guru-guru selain mengajarkan materi pokok sesuai dengan bidang studinya, mereka juga harus mengisinya dengan karakter yang sesuai dengan tema atau topik pembelajaran di kelas atau terintegrasi dalam pembelajaran.
Dengan demikian melalui salah satu materi yang diajarkan di sekolah yaitu narative, siswa akan bisa belajar mengenai karakter positif yang berwujud nilai-nilai dan perilaku baik yang diterima dalam masyarakatnya secra langsung. Sementara bagi guru akan mudah menanamkan karakter positif pada siswanya apabila materi yang sedang diajarkan langsung memberikan contoh-contoh nilai dan perilaku yang diharapkan.
Umi Isnaeni, S.S
Guru Bahasa Inggris SMA N 1 Kendal