Kebangkitan Nasional, Masih Perlukah Nasionalisme ?

Retno Fajarwati, S.Pd Guru SMA Negeri 1 Sidoharjo, Wonogiri
Retno Fajarwati, S.Pd Guru SMA Negeri 1 Sidoharjo, Wonogiri

JATENGPOS.CO.ID, – Bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional ke 110 yang kita peringati, memiliki sejarah bagi bangsa Indonesia. Pada 20 Mei 1908 merupakan awal perjuangan pergerakan Budi Utomo (Dr. Wahidin Soediro Hoesodo), yangditandai dengan bangkitnya rasa, semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Keberhasilan Budi Utomo dalam menggalang ide nasionalisme mampu melahirkan semangat untuk meraih kemerdekaan, semangat untuk membangun sumber daya manusia yang unggul. Pembangunan sumber daya manusia akan memperkuat pondasi kebangkitan nasional Indonesia di era digital seperti sekarang ini. Musuh kita sekarang bukan lagi penjajah, tapi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan termasuk ancaman radikalisme, narkoba, terorisme yang menghasut masyarakat menghancurkan bangsanya sendiri.Dalam kehidupan bernegara, nasionalisme merupakan faktor penting dalam kelangsungan hidup sebuah negara sebagai pilar pembangunan dan memantapkan semangat NKRI. Pentingnya semangat nasionalisme erat hubungannya dengan pertahanan karena Indonesia memiliki history yang cukup panjang dengan pergerakan yang dipelopori oleh para pemuda dan organisasi massa.

Trending topic saat iniyakni teror bom di tiga gereja dan markas Polrestabes yang meledak di Surabaya, Mako Brimob dan markas kepolisian daerah di Riau juga menjadi sasaran teroris. Mereka menyakini bahwa bom bunuh diri dengan melakukan serangan pada target-target yang mereka pilih itu bagian dari Jihad. Bahkan dikhawatirkan serangan akan berlanjut di bulan Ramadan karena para teroris menyakini bahwa “amalan” mereka akan diganjar pahala berlipat ganda. Terorisme, jangan takut! Bangsa kita bukan bangsa penakut jangan buat anak-anak atau masyarakat merasa takut, karena itu yang diinginkan oleh yang membuat teror.Teror bom adalah bagian dari paham radikal, dan kini sudah menyusup dunia pendidikan. Beredar di media sosial ada sekolah di daerah Bengkong dan Nongsa (Batam) yang sudah disusupi radikalisme, mereka mengajarkan paham radikalyakni upacara bendera siswa tidak memberi hormat pada bendera merah putih, mereka juga tidak diperbolehkan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tahun 2011 juga terjadi ada sejumlah guru di dua sekolah yang enggan untuk menghormat bendera merah putih karena menganggap bahwa hormat bendera adalah menyembah berhala (musyrik). Bahkan anak-anak menjadi kader organisasi terlarang. Ini menjadi perhatian serius yang harus segera ditindaklanjuti oleh pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah.Tidak boleh ada warga negara Indonesia melecehkan bendera kenegaraan merah putih,ini akan menjadi sebuah tindakan yang mengaburkan nasionalisme.

Baca juga:  Teknik Pemodelan Tingkatkan Keterampilan Menulis Teks Persuasi

Sejauh      ini masyarakat Indonesia masih memiliki semangat Nasionalisme meskikadang ada pertikaian. Tanah air yang kita jaga adalah harta kita, tempat keluarga kita bernaung dengantenang. Maka menjaga dan membela dengan niat tulus suci, adalah bentuk Nasionalisme.Nasionalisme tidak lepas dari upaya bela negara yaitu sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup dan kejayaaan bangsa dan negara. Bela negara tidak semestinya hanya dipahami sebagai upaya “memanggul” senjata atau berbau ”militerisme” dan bukan semata-mata hanya tugas TNI, tetapi merupakan tugas segenap warga negara Indonesia sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan.

iklan
Baca juga:  Metode Wisata Kuliner Tingkatkan Konversi Teks Cerita Sejarah

Kebangkitan nasionaldimaknai sebagai keharusan untuk bangkit dengan prestasi yang gemilang, menanamkan makna kehormatan dan kebebasan jiwa generasi muda. Bukti nyata refleksi kebangkitan nasional yaitu adanya jiwa cinta tanah air sebagai wujud meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme yang kita miliki. Ini akan nampak pada perilaku menghormati, mematuhi dan mengamalkan peraturan sekaligus dasar negara,menghargai ragam suku bangsa, mencintai produk-produk dalam negeri, tak rela aset sumber daya bangsa Indonesia dikuasai oleh pihak asing dan tidak membiarkan sejengkal Tanah Air ini terlepas dari genggaman bangsa Indonesia.

Pentingnya Nasionalisme diharapkan menjadi spirit untuk merevitalisasi kembali nilai-nilai dan semangat kebangsaan, agar dapat diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan Indonesia yang aman, adil, makmur dan sejahtera. Upaya bela negara adalah wujud nyata semua warga negara, tak sekedar simbolis atau ungkapan kata-kata saja,kebangkitan nasional diharapkan dapat memiliki rasa tanggung jawabterhadap kelangsungan hidup bangsa dan negara kesatuan RI. Pola pikir dan perilaku warga negara Indonesia harus bertekad bulat untuk membela, mempertahankan,menegakkan kemerdekaan, kedaulatan negara dan bangsa berdasar Pancasila dan UUD 1945.

Baca juga:  Animo Guru Menulis Artikel

Retno Fajarwati, S.Pd

Guru SMA Negeri 1 Sidoharjo, Wonogiri

iklan