JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Islam mengajak kepada umatnya untuk senantiasa damai, disiplin, kekompakan, menghargai, menghayati, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, toleransi, gotong royong, empati, percaya diri, santun, ramah, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan alam dalam kehidupan sehari-hari melalui ibadah salat berjama’ah, sebagaimana sabda Rosulullah SAW ini hadis shohih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim artinya kurang lebih sebagai berikut : “ Salat berjama’ah lebih utama dari salat sendirian, adapun pahalanya dua puluh derajat “. Hal ini yang dimaksud adalah islam mengajak umat nya untuk senantiasa mengajak untuk salat berjama’ah, karena dalam salat berjama’ah banyak keutamaannya.
Dengan salat berjama’ah umat islam yang tadinya belum mengenal kemudian bisa saling mengenal, tadinya sudah saling mengenal sehingga menjadi akrab, dan tadinya sudah saling mengenal kemudian terpisah karena kesibukannya masing-masing kemudian dipertemukan lagi oleh Allah SWT. Sehingga lebih akrab lagi untuk saling berbagi cerita tentang pengalaman hidupnya. Berarti dengan salat berjama’ah hikmah atau manfaat yang dapat di petik adalah islam itu damai dan menjalin kekeluargaan serta persahabatan.
Dengan salat berjama’ah islam mengajak umatnya untuk senantiasa disiplin, hal ini terbukti bahwa waktu salat telah ditentukan mulai salat subuh, zuhur, asar, magrib dan isya dan muazin siap mengumandangkan azan, kemudian iqomah dikumandangkan untuk dimulainya salat berjama’ah sesuai waktu yang ditentukan, hal ini menandakan islam mengajak kepada umat nya untuk disiplin waktu dan kebersamaan dalam kebaikan. Dalam salat berjamaah ada imam (pemimpin salat) dan makmum (orang yang di pimpin ), berarti umat islam harus terkendali ada yang memimpin dan ada yang dipimpin, makmum dalam barisan salatnya ( shof ) harus lurus dan rapat sebagaimana yang dianjurkan oleh Rosulullah Muhammad SAW. karena lurus dan rapatnya barisan salat termasuk kesempurnaan salat berjama’ah,
Hal ini menandakan bahwa islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa lurus atau baik atau benar dalam segala hal kehidupan dan merapatkan barisan agar kompak dan kuat untuk menyatukan pendapat, makmum harus mengikuti setiap gerakan imam, makmum tidak boleh mendahului gerakan imam, meskipun kondisi imam bagaimanapun juga, suatu contoh: imam pada saat duduk lama berdirinya (kondisi kaki nya sakit), maka makmum harus menunggu sampai imam sempurna berdiri dan mengikuti berdiri untuk raka’at berikutnya.
Hal tersebut menandakan dalam kondisi pemimpin bagaimanapun juga dalam hal kesehatan pemimpin, maka yang dipimpin tetap harus patuh kepada pimpinannya Jika imam tidak sengaja melakukan kesalahan atau lupa gerakan atau jumlah raka’at salat, makmum laki-laki wajib mengingatkan dengan mengucap “SUBHAANALLAAH” sedangkan makmum perempuan mengingatkan dengan “MENEPUK TANGAN“ yang keras sehingga imam mendengar dan imam melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini menandakan jika pemimpin tidak sengaja melakukan kesalahan atau lupa maka yang dipimpin wajib mengingatkan atau menegur dan pemimpin harus legowo dan melakukan perbaikan, selesai tasyahud akhir sebelum salam imam melakukan sujud sahwi kemudian diikuti makmum juga sujud sahwi sebagai wujud kebersamaan dan kepedulian.
OLEH : Dwi Joko Priyono, S.Ag
Guru PAI SMP 10 Semarang