Wayang Sosio Tingkatkan Aktivitas Siswa

Agustaf Didit Maryos, S.Sos, M.Si Guru SMA Negeri 1 Surakarta
Agustaf Didit Maryos, S.Sos, M.Si Guru SMA Negeri 1 Surakarta

JATENGPOS.CO.ID – Di dalam proses pembelajaran bisanya guru masih belum menerapkan model pembelajaran yang efektif dan kreatif. Metode sehari-hari masih berpusat pada guruatau teacher center dengan metode ceramah, sehingga siswa menganggap mata pelajaran sosiologi itu sangat tidak menarik dan menjemukan,sedikit yang mau memperhatikan, dan siswa tidak memungkinkan melakukan aktivitas positif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang baik hendaknya dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa dapat berkembang  keaktifannya.

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri, atau melakukan aktivitas sendiri. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan (Matinis Yamin, 2007:75). Sedangkan media pembelajaran menurut Buvee dalam Hujair (2011:23), media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran melalui Media Wayang Sosio (MWS). MWS menurut penulis adalah media wayang kontemporer yang terbuat dari kardus atau karton yang menyerupai tokoh-tokoh  yang ada dalam masyarakat, seperti tokoh presiden, pak RT/RW, tokoh anak sekolah, tokoh artis,  dan tokoh lainnya, yang digunakan dalam pembelajaran sosiologi. MWS merupakan konsep pembelajaran yang membantu siswa mengaitkan antara materi pembelajaran dengan MWSsehingga mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan MWS, siswa dapat membuat tokoh wayang dan dialog sendiri sesuai dengan materi yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari untuk dipresentasikan, peran guru hanya sebagai pendamping dan fasilitator saja.

Baca juga:  PENDIDIKAN MASA DEPAN TANPA NARKOBA

Terdapat jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul B. Diedric (Sardiman, 2011:101) namun yang dipakai penulis seperti berikut: 1Visual activities, dalam hal ini  misalnya menyaksikan kelompok lain presentasi, membaca buku materi, memperhatikan gambar background. 2) Oral Activities, contohnya seperti berdiskusi kelompok, bertanya, berpendapat. 3) Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan presentasi wayang, musik latar, dan  mendengar teman yang bertanya maupun menjawab.4) Writing Activities, misalnya menulis alur dialog wayang, menulis kesimpulan materi.5) Drawing Activities, contohnya menggambar wayang dan mewarnainya, membuat background wayang untuk LCD.6) Mental Activities, misalnya menanggapi pertanyaan, mengingat materi,dan menganalisa kasus.7) Emotional Activities, misalnya keberanian presentasi, pribadi yang tenang.

iklan

Kegiatan diawali dengan menjelaskan cara presentasi MWS, kemudian membagi kedalam kelompok yang terdiri dari 6 atau 7 siswa. Setelah itu guru membagikan materi kepada masing-masing kelompok agar membuat wayang dan dialognya. Kelompok yang mendapat giliran maju presentasi mempersiapkan meja wayang , wayang yang dipakai, dan LCD untuk background latar belakang, serta mempersiapkan musik latar sebagai backsound-nya. Dua anggota mempersiapkan presentasi wayang dengan dialognya dan anggota lain membantu persiapan, waktu yang dibutuhkan satu jam pertemuan pelajaran.

Baca juga:  Tingkatkan Pemahaman Materi Ujian IPA Gunakan Quizizz

Berdasar pengamatan aktivitas belajar setelah menggunakan MWS terdapat peningkatan dari Kondisi Awal (Pra Siklus) sampai pada Siklus Akhir :Aktivitas visual sebelumnya 66,9% (cukup baik)  menjadi 97,7% (sangat baik).Aktivitas lisan sebelumnya 54,4% (cukup baik) menjadi 89,7% (baik). Aktivitas mendengarkan sebelumnya 64,7% (cukup baik) menjadi 97,7% (sangat baik).Aktivitas menulis sebelumnya 60,2% (cukup baik)menjadi 94,1% (sangat baik). Aktivitas menggambar sebelumnya 25% (kurang baik) menjadi 86%(baik). Aktivitas mental sebelumnya 56,6% (cukup baik) menjadi 93,3% (sangat baik).Aktivitas emosional sebelumnya 58% (cukup baik) menjadi 98,5% (sangat baik).Secara umum ratarata prosentase aktivitas belajar dari Pra Siklus 55,1% (cukup baik) meningkat menjadi 93,8% (sangat baik) pada Siklus Akhir.

Baca juga:  ”Thipash” Tingkatkan Hasil Belajar IPA

Dengan demikian tindakan kelas ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dan dapat menjadi wawasan bagi guru pada mapel dan materi lain yang sesuai.

Agustaf Didit Maryos, S.Sos, M.Si
Guru SMA Negeri 1 Surakarta
iklan