Word Square Tingkatkan Minat Belajar

Eko Sri Sulistyowati, S.Pd Guru SMP N 1 Toroh, Kab. Grobogan
Eko Sri Sulistyowati, S.Pd, SMP N 1 Toroh, Kab. Grobogan

GROBOGAN – Pembelajaran memiliki tujuan agar peserta didik menguasai berbagai konsep dan prinsip pelajaran (materi yang disampaikan) untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak selalu berjalan dengan lancar.

Pelajaran yang disampaikan guru terutama IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan, sehingga ketuntasan mata pelajaran IPA termasuk rendah jika di bandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Kondisi yang demikian akan semakin parah apabila guru mata pelajaran kurang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar IPA. Padahal IPA sangat berhubungan dengan setiap kegiatan dikehidupan sehari-hari yang dalam pembelajarannya harus menyenangkan.

Pelajaran akan lebih menarik dan berhasil apabila dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba, berbuat dan mencoba, berpikir dan sebagainya. Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional. Pengintegrasian kuis seperti acara-acara televisi atau permainan ke dalam pembelajaran mungkin merupakan strategi yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik.

Baca juga:  Menyenangkan ,Pembelajaran dengan Model Talking Stick

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan minat dan pemahaman konsep peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif tipe word square. Model pembelajaran word square dapat digunakan untuk mendorong pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, dapat melatih kedisiplinan peserta didik, dapat melatih sikap teliti, kritis dan merangsang peserta didik untuk berpikir efektif.

iklan

Model pembelajaran word square merupakan pengembangan dari model konvensional dengan metode ceramah yang dapat diperkaya dan merupakan salah satu dari sekian banyak model yang dapat dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Word Square ini merupakan kegiatan belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Widodo (2009) mendefinisikan pembelajaran kooperatif tipe word square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan jawaban pada kotak-kotak jawaban.

Baca juga:  Tumbuhkan Cinta Lingkungan Pada Siswa Zaman “Now”

Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahakan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Instrumen utama metode pembelajaran ini adalah LKS word square . LKS word square merupakan salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh peserta didik sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran.

Dalam model pembelajaran word square pertama guru membuka pelajaran dengan menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. Setelah itu guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok, kemudian peserta didik diminta untuk mempelajari topik tertentu yang akan disampaikan kemudian dibagikan LKS, peserta didik diminta menemukan istilah dalam word square yang relevan dengan topik yang telah dipelajari yang sudah disiapkan oleh guru. Selanjutnya peserta didik diminta memberikan penjelasan tentang kata yang ditemukan.

Baca juga:  Pembelajaran Inovative Neurosains

Informasi dari peserta didik tentang kata tersebut sebanyak-banyaknya digali guru. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dan dilanjutkan dengan pemberian reward untuk kelompok yang bisa menemukan istilah paling banyak dan mempresentasikan dengan baik.

Kelebihan model word square yaitu (1) mendorong pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, (2) melatih kedisiplinan peserta didik, (3) melatih sikap teliti dan kritis, dan (4) merangsang peserta didik untuk berpikir efektif. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran word square adalah salah satu model pembelajaran inovatif dengan media LKS word square yang dapat membuat peserta didik mampu memahami suatu pembelajaran lebih optimal.

Eko Sri Sulistyowati, S.Pd

Guru SMP N 1 Toroh, Kab. Grobogan

iklan