Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Di masa depan pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi ,baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki secara optimal. Ada dua konsep kependidikan yang terkait, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik (Depdiknas,2003). Peran guru sangat menentukan keberhasilan pendidikan di SD dengan baik, efektif dan efisien.
Banyak hal yang dapat ditempuh untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Salah satunya adalah menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan siswa dalam belajar sehingga guru dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat dengan situasidankondisi di dalamkelas. Permasalahan yang umum terjadi dalam pembelajaran di SD adalah rendahnya hasil belajar matematika volume bangun ruang. Hal ini telah dibuktikan dengan rata rata ulangan harian per pokok bahasan matematika selalu hasilnya rendah, apalagi pada pokok bahasan tentang volume tabung yang hanya memperoleh rata rata 56 dengan KKM 70. Kebanyakan siswa merasa jika materi volume tabung merupakan materi yang sulit untuk dipelajari. Padahal materi volume tabung hanyalah membahas tentang menghitung luas lingkaran dan menghitung luas sisi bangun ruang atau sering dikenal dengan istilah luas permukaan bangun ruang.
Menurut Moh Surya (1999:15) bentuk tingkah laku pada siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu (1) Hasil belajar rendah. (2) Hasil belajar tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. (3) Tertinggal dalam melakukan tugas pembelajaran. (4) Sikap kurang wajar misalnya kurang acuh dan menantang. (5) Tingkah laku antara lain tidak mengerjakan tugas, tidak mau bekerjasama. (6) Gejala emosional kurang wajar antara lain murung, mudah tersinggung.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka seorang guru dituntut untuk menggunakan media dan metode pembelajar dalam kegiatan pembelajaran dengantujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran matematika. Pemilihan media/metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan tingkat perkembangan anak didik, karena tingkat perkembangan pada anak SD berbeda-beda tahapannya. Dan anak anak SD kelas VI masuk pada pola perkembangan tahap operasional formal yang mulai dapat mengaplikasikan cara berfikir mereka terhadap masalah dari semua kategori baik masalah yang abstrak maupun masalah yang kongkrit. Contoh media dan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk anak SD kelas VI adalah media bangun ruang berbentuk tabung yang berasal dari barang bekas dan metode diskusi. Melalui perantara media bangun ruang yang diaplikasikan dengan metode diskusi serta dalam pelaksanaannya melakukan pengamatan secara langsung, sehingga dapat membentuk ide-ide pikiran dalam memecahkan suatu masalah sehingga dapat mengatasi kendala belajar siswa.
Selain itu, siswa juga dapat membedakan an ara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang. Serta dapat mengetahui secara langsung bentuk-bentuk sisi sekaligus mengingatkan kembali tentang luas bangun datar. Sehingga bukan hanya pemahaman materi bangun ruang saja yang optimal tetapi hasil belajar siswa pun meningkat. Hal ini didukung dengan pendapat Rahmanelli (2005:237) yang menyatakan apabila siswa terlibat dan mengalami sendiri atau siswa ikut dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan lebih baik dan materi pembelajaran juga lebih lama diingat oleh siswa, karena masuk dalam “long memori” mereka.
Adhita Dwi Handini S. Pd
Guru SD Bendungan 2
Kec. Tretep Temanggung