Gerakan literasi telah tedengar gaungnya dimana-mana. Tak terkecuali pada satuan pendidikan di SLB (Sekolah Luar Biasa). Seperti telah kita ketahui bahwa literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengelola dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Apakah literasi itu hanya berkutat pada membaca saja? Jawabnya tidak. Banyak implemantasi dalam pelaksanaan literasi namun utamanya tetap pada membuka cakrawala dunia dengan berkembangnya pengetahuan, yang salah satunya didapat dengan melihat, membaca dan menulis.
Penyandang disabilitas membutuhkan banyak sarana penunjang dalam kegiatannya. Salah satu materi yang harus diberikan kepada siswa adalah mengenal lingkungan sosial, yang merupakan salah satu materi pelajaran IPS siswa kelas IV SLB Negeri Karanganyar. Banyak kita temui ABK {Anak Berkebutuhan Khusus} yang belum bisa membaca dengan benar. Sering kita temui ABK dapat membaca sederhana namun tidak bisa menulis, ada yang bisa menulis tapi tidak bisa membaca. Bagaimana bila siswa itu tidak bisa membaca?
Apakah terhenti dan tidak belajar membaca? Disini kreativitas guru dituntut untuk dapat memberikan solusi, salah satunya dengan memberikan metode BASOS (baca sosial). Baca sosial sangat diperlukan untuk semua orang dan terasa biasa untuk orang normal. Namun BASOS sangat berarti untuk ABK. Baca sosial adalah membaca ditempat-tempat umum. Bukan membaca yang dieja huruf atau cara membacanya, namun menerangkan dengan pengertian yang jelas segala sesuatu yang kita temui dimanapun kita berada, terutama di tempat-tempat umum yang banyak diakses oleh khalayak. Hal-hal yang perlu dijelaskan antaranya berupa; symbol, tanda gambar, bentuk fisik, informasi petunjuk, nama tempat dan sebagainya. Yang pasti semua akses yang diketahui pada tiap kehidupan keseharian ABK untuk berinterkasi.
Pelaksanaan BASOS diawali dengan {1} Pemberian informasi. Yakni dengan menginformasikan tempat yang akan kita tuju. Misal menetukan tempat, contohnya ; pasar, mall, rumah sakit, kantor polisi, stadion dll. Sebelum BASOS dilakukan bekali siswa dengan informasi terlebih dahulu tentang rencana tujuan, hal ini untuk merangsang agar siswa dapat memiliki gambaran dalam pikirannya untuk dapat memberikan respon saat pelaksanaan. {2} Ciptakan suasana senang agar kesan yang didapat akan selalu diingat, tentang segala hal yang telah siswa dapatkan dengan kegiatan BASOS.{3} Bekali siswa dengan sarana pendamping, misal bila tempat tujuan adalah pasar, maka sarana pendampignya adalah uang, catatan belanja dan tas belanja {tas plastik}. {4}Tunjukan kekongkritan sesuatu yang membutuhkan keaslian untuk dilihat. Misal tujuan ke kantor polisi, sebaiknya tunjukan pula wujud bapak/ibu polisinya, jangan hanya diterangkan dan diperlihatkan gedung serta fasilitas kantornya saja. {5} Pelaksanaan BASOS, lakukan dengan runtut tiap tahapnya sesuai kelaziman.Terangkan dengan jelas materi yang diberikan untuk BASOS. Misal, siswa diajak ke pasar membeli beras 1 kilogram.
Awali dengan masuk dari pintu utama pasar. Beri informasi tentang tempat penjual beras. Jelaskan tempat-tempat khusus dalam pasar itu. Jangan langsung asal masuk pasar, atau asal membeli yang tidak dalam rencana BASOS. {6} Siswa menceritakan kembali apa yang dilihat dan dilakukan saat melakukan BASOS sesuai kemampuannya.
Metode BASOS selain sebagai solusi untuk membaca siswa ABK dapat juga menanamkan pengetahuan lain terkait dengan pendidikan berkarakter. BASOS dapat menambah kepercayaan diri, keberanian juga kemandirian. Jadi membaca tidak lagi menjadi hal sulit untuk para siswa namun menjadikan hal yang menyenangkan.
Daniasih, S.Pd
Guru SLB Negeri Karanganyar