JATENGPOS.CO.ID, – Pada dasarnya pengetahuan awal siswa dapat membantu bahkan menghambat dalam menyerap pelajaranSiswa datang ke sekolah dengan keyakinan dan sikap bahwa mereka dapat menerima dan menyerap semua materi yang diberikan. Jika siswa pengetahuan awal siswa kuat dan akurat, maka hal itu dapat menjadi landasan kuat untuk membangun pengetahun baru. Sebaliknya, jika tidak maka akan menghambat penyerapan materi. Pola siswa dalam belajar juga mempengaruhi penyerapan materi. Terkadang siswa membuat ringkasan materi yang diajarkan. Pola tersebut akan membentuk struktur penyerapan akurat yang terorganisir, sehingga siswa dapat mandiri, memahami dan menerapkan secara efektif dan efisien.
Dalam hal pengembangan penguasaan, siswa harus mengaitkan beberapa komponen. Kapan siswa mendapatkan materi, dan kapan memprakterkkannya. Oleh karena itu, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan dan pengetahuan saja, melainkan berlatih menggabungkan dan mengembangkan pemahaman dan kelancaran dari materi yang diberikan. Hal ini dapat membantu siswa kapan dan bagaimana menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka pelajari.
Motivasi juga memainkan peran penting bagaimana siswa mengarahkan dan mempertahankan pola belajar. Ketika siswa masuk sekolah lanjutan, mereka memperoleh hak yang lebih besar terhadap apa yang harus mereka lakukan. Siswa akan menemukan nilai positif serta tujuan dengan harapan dapat berhasil mendapatkan hal yang diinginkan.
Praktik yang diarahkan sesuai tujuan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Dimana pembelajaran terbaik muncul ketika siswa terlibat dalam praktik pembelajaran. Misalnya siswa diberikan motivasi untuk tujuan dan kriteria tertentu yang akan diterapkan di sekolah mereka. Pola kerjasama antara siswa dan guru akan meningkatkan kualitas dan kinerja keduanya. Praktik harus dibarengi umpan balik dalam mengkomunikasikan beberapa aspek kinerja siswa yang cukup untuk memenuhi kriteria tertentu. Sehingga informasi yang disampaikan dapat membantu kemajuan siswa dalam memenuhi kriteria.
Hal lain yang perlu dipahami terkait interaksi siswa dengan budaya sosial, emosional, dan intelektual dalam mempengaruhi pola pembelajaran. Di sekolah, guru tidak dapat mengendalikan proses perkembangan belajar siswa secara tuntas, guru hanya dapat membentuk dan mengendalikan aspek intelektual, sosial, emosional,karakter dan fisik dengan cara yang sesuai perkembangan jamannya. Namun, banyak penelitian menunjukkan iklim yang diciptakan justru berimplikasi buruk bagi siswa. Dampak negatifnya dapat menghambat pembelajaran dan kinerja, meskipun dampak positifnya mampu memberi energi dan motivasi belajar siswa dalam belajar secara efektif serta mandiri.
Oleh karena itu, untuk menjadi pembelajar mandiri, siswa harus belajar mengamati dan menyesuaikan bagaimana pola belajar efektif yang sesuai untuk mereka. Siswa dapat memahami apa aja kelemahan dan kelebihan dalam proses pembelajaran.
Sebagai seorang guru harus menguasai berbagai pengetahuan yang sangat penting digunakan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan karakter dalam prinsip belajar efektif yang mereka peroleh di sekolah.
Dra. Sulastri
Guru SMP N 22 Purworejo