Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)dituntut menguasai kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di sekolah sesuai dengan kompetensi keahlian yang ditempuhnya secara seimbang. Semakinbanyakdanmahirkompetensi yang dikuasai maka siswa semakin siap terjun di dunia kerja ketika telah lulus nantinya. Kompetensi pengetahuan diperoleh melalui penguasaan teori-teori pendukung kompetensi. Kompetensi keterampilan diperoleh melalui serangkaian kegiatan praktikum.
Kompetensi keahlian atau lebih tepat disebut kompetensi teknis harus benar-benar dikuasai siswa secara utuh dan mandiri. Ini merupakan modal berharga untuk bekerja apabila sudah lulus nanti. Siswa yang kompeten akan mampu bersaing dalam memperebutkan pasar kerja yang semakin ketat. Kompetensi teknis dapat diraih dengan berlatih atau praktik yang berulang-ulang hingga siswa mencapai criteria ketuntasan minimal secara mandiri.
Banyak lulusan SMK yang tidak siap berkompetisi di dunia kerja dikarenakan kurangnya penguasaan kompetensi teknis tersebut. Kekurangan ini disebabkan beberapa hal di antaranya, metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak pas, peralatan praktik yang tidak memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas, dan motivasi siswa yang kurang.
Lepas dari kurang memadainya peralatan praktik dan motivasi siswa yang rendah, guru sebagai fasilitator dan penilai kemampuan siswa memegang peranan yang sangat penting. Dengan menerapkan metode pembelajaran yang salah maka penguasaan kompetensi teknis yang diharapkan tidak akan tercapai dengan maksimal. Guru tidak boleh hanya mengejar materi tanpa memperhatikan tingkat penguasaan kompetensi pada siswa. Kurangnya peralatan praktik dan motivasi siswa yang rendah tidak boleh menjadi alasan. Untuk mengatasi masalah tersebut metode pembelajaran Murojaah perlu diterapkan untuk meningkatakanpenguasaankompetensiteknissiswa SMK.
Metode Murojaah terinspirasi dari pembelajaran mencetak Hafidz (penghafalAl Quran) yang diterapkan di pondok-pondok pesantren. Murojaah berasal dari bahasa Arab yang berarti kembali (mengulang). Dalam metode ini siswa diwajibkan mengulang kembali pelajaran yang telah disampaikan oleh guru hingga benar-benar tuntas. Pengulangan dilakukan secara mandiri untuk mengetahui tingkat penguasaan materi masing-masing siswa. Guru sebagai fasilitator melakukan pantauan serta mengevaluasi kekurangan siswa untuk segera dilakukan perbaikan. Melalui metode ini dipastikan setiap siswa menguasai kompetensi teknis secara utuh.
Keterampilan yang paling diingat oleh manusia adalah yang dipraktikannya sendiri secara langsung. Dengan metode Murojaah siswa melakukan sendiri praktik keterampilan sehingga akan teringat sepanjang hayatnya. Ditambah tuntutan untuk segera menyelesaikan permasalahan yang dihadapi ketika praktik secara langsung, siswa menjadi termotivasi untuk segera menemukan solusi dari permasalahan tersebut.
Metode Murojaahdi SMK lebih tepat diterapkan pada pembelajaran praktik. Diawali dengan pemberian teori-teori pengetahuan seputar materi yang akan dipraktikkan, guru kemudian memberi kesempatan siswa untuk mencoba praktik mandiri dalam pantauan guru. Selanjutnya dilakukan penilaian praktik individu dilanjutkan refleksi seputar pelaksanaan praktik yang telah dilakukan.
Penulis menggunakan metode Murojaah dalam pembelajaran praktik di SMK Negeri 1 Kandeman. Hasilnya terbukti siswa mampu menguasai kompetensi teknis secara mandiri dan siap diterapkan di dunia kerja. Keberhasilan metode ini akan semakin meningkat apabila diimbangi dengan jumlah peralatan dan bahan praktik yang memadai sesuai jumlah peserta didik sehingga akan semakin banyak materi kompetensi teknis yang diajarkan oleh guru yang imbasnya adalah kompetensi tersebut dikuasai siswa.
Muhammad Huda, S.Pd.
SMK Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang