Pedagogis Konstruktivistis Ciptakan Pembelajaran Lebih Bermakna

Perkembangan teknologi informasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Layanan online dalam pendidikan pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik dengan menggunakan internet sebagai media. Yang sering kita kenal dengan istilah e-learning. Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal sehingga memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat, bahkan meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini sangat penting dalam masa pandemi saat ini. Seperti yang dilakukan sekolah kami SD Negeri 1 Boloh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, model pedagogis konstruktivistik dirasa merupakan model yang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran e-learning, karena paradigma pembelajaran yang ada sekarang sudah mulai bergeser dari kegiatan “mengajar” menjadi kegiatan “membangun pengetahuan”.  Nilai lebih dari pembelajaran konstruktivistik (Degeng, 2001; Komalasari, 2011) adalah kekuatannya dalam membangun kebebasan, realness dan sikap serta persepsi yang positif terhadap belajar sebagai modal. Sebab belajar butuh kebebasan, tanpa kebebasan siswa tidak akan dapat belajar dengan cara yang terbaik. Karena pembelajaran konstruktivistik (Glaser, 1996; Komalasari, 2011) tidak teacher centered ataupun student centered. Sebaliknya, konstruktivistik memposisikan kesetaraan guru-siswa dalam proses pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya proses elaborasi terhadap prinsip-prinsip dan konsep yang dipelajari guna membangun pengetahuan baru yang bermakna. Model pedagogis konstruktivistik dapat dikolaborasikan dengan berbagai strategi pembelajaran.

Baca juga:  PJJ Kolaborasi; Mapel Animasi 2D dengan Desain Grafis Percetakan

Kaitannya dengan pembelajaran jarak jauh, pengajar harus memikirkan aspek-aspek berikut untuk direalisasikan melalui strategi pembelajaran yang konstruktivistik. Aspek-aspek tersebut yaitu: pertama, siswa diberi kesempatan untuk melakukan aktifitas seperti menerapkan informasi pada situasi riil, memfasilitasi penafsiran personal terhadap materi ajar, mendiskusikan topik-topik dalam kelompok. Kedua, untuk mendorong peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri, pendidik harus memberikan pembelajaran online yang interaktif. Peserta didik harus mempunyai inisiatif untuk belajar dan berinteraksi dengan peserta didik yang lainnya. Ketiga, sebaiknya digunakan strategi pembelajaran kolaboratif. Dengan berkolaborasi bersama peserta didik lain, dapat memberikan pengalaman riil dan memperbaiki ketrampilan metakognisi mereka. Keempat, peserta didik sebaiknya diberi waktu untuk merefleksikan materi ajar. Pertanyaan pada materi ajar dapat digunakan untuk meningkatkan refleksi. Belajar sebaiknya dibuat bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan contoh-contoh dan studi kasus. Disamping itu, aktifitas belajar sebaiknya mendorong siswa untuk menerapkan materi ajar. Kelima, Ketika belajar memfokuskan pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru, e-learning disarankan memberikan aktivitas sosial maupun interaksi dengan siswa lain, belajar berbasis konteks, penilaian kinerja untuk mengatasi masalah.

Baca juga:  CTL Tingkatkan Prestasi Belajar Bangun Ruang

Aspek-aspek tersebut merupakan faktor yang perlu diperhatikan, untuk dapat mengembangkan e-learning yang efektif dan efisien. E-learning dapat dikatakan terbaik dan sukses apabila dapat memenuhi segala kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, serta ketrampilan. Pengetahuan yang dibangun sendiri oleh peserta didik, akan lebih bermakna sehingga materi pembelajaran dapat lebih tersampaikan secara efektif. Model pedagogis yang dapat memberikan proses pembelajaran bermakna adalah melalui model pedagogis konstruktivistik yang berdasar pada konstrutivisme radikal maupun sosial. Untuk mencapai pembelajaran dengan iklim “konstruktivistik” diperlukan sejumlah strategi pembelajaran. Tidak ada satupun strategi pembelajaran terbaik, yang dapat diterapkan untuk segala kondisi, sehingga berbagai strategi pembelajaran dapat digunakan asalkan berprinsip pada aspek-aspek dasar yang telah disebutkan sebelumnya. E-learning sebagai suatu mode penyampaian informasi tidak hanya memerlukan strategi pembelajaran yang efektif saja, tetapi juga harus bisa bersinergi dengan komponen teknologi belajar, serta model pedagogis. Ketiganya harus disusun dalam kerangka integrative dengan tetap memperhatikan konteks sosial dan kultural.

iklan
Baca juga:  Discovery Learning Tingkatkan Hasil Belajar Matematika

Setelah menerapkan e-learning dengan model pembelajaran pedagogis konstruktivistik peserta didik kami dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan mereka dengan lebih bermakna.

 

Sri Iin Andriyati, S.Pd.SD

Guru SD Negeri 1 Boloh

Kec. Toroh Kab. Grobogan

iklan