Stad Van Hiele Vs Efikasi Diri

Asep Mintarto, M.Pd Guru SMP 5 Ungaran, Semarang
Asep Mintarto, M.Pd Guru SMP 5 Ungaran, Semarang

JATENGPOS.CO.ID, –Salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui kreativitas mencari model pembelajaran yang tepat agar selalu menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar. Yang dapat mewujudkan hal tersebut salah satunya adalah tipe Student Teams Achevment Divisions (STAD).

Pada beberapa hasil tulisan  dinyatakan bahwa tahap berpikir siswa SMP dalam belajar geometri dicapai tertinggi pada tahap dua (abstraksi) dan sebagian besar mereka berada pada tahap nol (visualisasi). Sementara itu, berdasarkan teori perkembangan intelektual dari Piaget, siswa SMP ideal tahap berpikirnya berada pada tahap formal. Akibatnya, siswa yang berada pada tahap berpikir visualisasi pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep geometri yang disajikan secara formal. Hal ini berarti pembelajaran dengan pendekatan informal-induktif perlu untuk kelompok siswa yang berada pada tahap berpikir visualisasi. Salah satu pembelajaran geometri yang menggunakan pendekatan informal-induktif adalah pembelajaran dengan pendekatan teori van Hiele.

Baca juga:  Tingkatkan Hasil BelajarKimia via Lingkungan

Menurut van Hiele dalam Thohari (2012), dalam belajar  geometri  perkembangan berpikir siswa terjadi melalui 5 tingkat, yaitu tingkat: 0 (Visualisasi); 1 (Analisis); 2 (Abstraksi); 3 (Deduksi); dan 4 (Rigor). Untuk meningkatkan kemampuan dan tingkat berpikir siswa dalam geometri, van Hiele mengajukan lima tahap pembelajaran yaitu tahap: Informasi; Orientasi Terbimbing; Ekplisitasi; Orientasi Bebas; dan Integrasi.

Selain metode dan model pembelajaran, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari karakteristik individu yang dimiliki oleh siswa yang merupakan faktor internal. Salah satu aspek pengetahuan tentang diri (self-knowledge) yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia adalah efikasi diri (self-efficacy). Tait-McCutcheon (2008) menyatakan bahwa efikasi diri memiliki potensi untuk memfasilitasi atau menghambat motivasi matematika pelajar kita, penggunaan pengetahuan, dan disposisi untuk belajar. Wawasan efikasi diri siswa adalah alat yang berharga bagi para pendidik matematika.

iklan

Tulisan  ini bertujuan untuk menentukan: yang mempunyai prestasi belajar lebih baik antara siswa yang mempunyai efikasi diri tinggi, sedang, atau rendah; yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik antara siswa dengan efikasi diri tinggi, sedang, atau rendah pada masing-masing model pembelajaran; yang menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan teori van Hiele, model pembelajaran kooperatif tipe STAD, atau model pembelajaran Langsung pada masing-masing kategori efikasi diri.

Baca juga:  Lejitkan Hasil Belajar Ekonomi dengan Problem Based Learning

Tulisan  ini dilaksanakan pada SMP  negeri dan swasta di Kabupaten Semarang semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes.

Hasil tulisan  ini sejalan dengan tulisan  Abdullah dan Zakaria (2013) yang menghasilkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar geometri berdasarkan tahapan Van Hiele memiliki dampak positif pada perkembangan pemikiran geometris ke tingkat yang lebih tinggi.

Hasil tulisan  ini juga sejalan dengan tulisan  Skaalvik and Skaalvik (2009) bahwa efikasi diri merupakan mediator penting dari prestasi akademik. Hasil tulisan  ini menunjukkan bahwa efikasi diri siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika, dan ini mempunyai makna bahwa siswa yang mempunyai efikasi diri tinggi akan memperoleh prestasi belajar matematika yang tinggi pula.

Baca juga:  Hipik Belajar Listrik dengan Bermain Peran

Pembelajaran dengan menggunakan model STAD dengan pendekatan teori Van Hiele lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran STAD maupun model pembelajaran Langsung dalam meningkatkan prestasi belajar matematika, khususnya pada materi geometri.

Efikasi diri siswa mempengaruhi prestasi belajar pada mata pelajaran matematika, dimana siswa yang memiliki efikasi diri tinggi lebih baik dari siswa yang memiliki efikasi diri sedang dan rendah, serta siswa yang memiliki efikasi diri sedang lebih baik dari siswa yang memiliki efikasi diri rendah.

Asep Mintarto, M.Pd

Guru SMP 5 Ungaran, Semarang

iklan