Pembelajaran merupakan bagian dari kegiatan guru dalam penyampaian informasi pengetahuan pengalaman kepada peserta didik melalui proses belajar mengajar.Proses belajar mengajar yang berorientasi pada keberhasilan tujuan memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif, karena siswa merupakan subyek utama dalam belajar. Proses belajar mengajar yang berorientasi pada keberhasilan tujuan, diperlukan aktivitas siswa karena siswa adalah subyek didik yang merencanakan dan melaksanakan pembelajaran melalui bimbingan guru.
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Membaca teks berita berarti kita melakukan kegiatan untuk mendapatkan informasi yang berorientasi bagi diri kita. Membacakan teks berita artinya membacakan teks mengenai sebuah berita pada orang lain atau pendengar. Membaca yang terampil tidak akan membacakan teks kata demi kata, tetapi dia akan membaca berdasarkan kelompok-kelompok kata yang mengandung satuan-satuan pengertian yang berupa ide-ide atau konsep-konsep.
Dalam membacakan teks berita ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna mencapai hasil dan manfaat yang maksimal. Artinya pendengar dapat memahami isi teks berita yang disampaikan tanpa adanya kesalahan tafsir dan kesulitan lain. Hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca berita adalah pemahaman terhadap berita yang akan disampaikan. Dalam hal ini sebelum membacakan berita untuk orang lain, pembaca berita harus memahami benar isi berita yang akan dibacakan, mengumpulkan isi berita secara utuh, penggunaan volume suara yang dapat menjangkau seluruh audiens atau pendengar, penerapan intonasi dan artikulasi yang tepat dalam membacakan kalimat-kalimat berita sehingga tidak menimbulkan kesalahan penafsiran, memberikan penjedaan yang tepat antar kalimatnya sesuai dengan pengelompokan kata, membuka penekanan pada hal-hal yang penting dalam berita.
Kemampuan membacakan teks berita siswa pada umumnya masih belum memenuhi harapan guru. Hal ini disebabkan oleh penerapan pembelajaran yang kurang menarik atau pembelajaran yang dilaksanakan secara konvensional, misalnya anak ditugasi di depan kelas. Hasil yang didapat kurang maksimal, siswa sulit memberi jeda kalimat-kalimat berdasarkan kelompok kata saat membacakan teks berita, intonasi yang kurangtepat, artikulasidan volume suara yang kurangjelas, siswa hanya membaca secara monoton, sehingga yang mendengar terasa jenuh dan kurang memahami.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan pembelajaran yang jitu agar kemampuan membaca siswa berhasil secara maksimal. Pembelajaran yang diinginkan untuk menghidupkan kelas saat membacakan teks berita adalah penggunaan media “sukar” atau surat kabar terbaru yang sedang hangat dibicarakan dan sesuai dengan jiwa remaja siswa. Sehingga siswa akan tertarik dan antusias dalam membacakan teks berita.
Berdasarkan pengamatan, berlangsungnya pembelajaran membaca teks berita yang menggunakan teks berita dalam buku paket ataupun buku referensi lain kurang bisa menggairahkan siswa dalam mempelajari dan memahami isi berita sehingga membacanya juga tidak seperti yang diharapkan.
Terbukti dengan teks berita dari “sukar” atau surat kabar yang aktual, hangat dan sesuai psikologi siswa, pembelajaran membaca teks berita lebih hidup dan menyenangkan. Siswa lebih tertarik dan lebih memahami isi berita, membaca pun sangat lancar dengan intonasi dan artikulasi yang lebih baik.
Sri Rejeki, S.Pd
(Guru Bahasa Indonesia SMP ISS Jatipurno)