Profesi guru saat ini tengah menjadi sorotan. Khalayak umum banyak yang mengecap seolah – olah segala tingkah laku dan moral siswa adalah tanggung jawab guru. Jika siswa itu berperilaku jelek adalah salah guru. Namun jika siswa itu sukses peran guru pun terlupakan. Apalagi dengan maraknya media sosial saat ini, semakin membuka peluang bagi masyarakat untuk mengawasi dan memprotes guru. Anehnya kesalahan sekecil apapun yang dibuat oleh guru mengundang reaksi yang begitu hebat di masyarakat. Marilah kita saling introspeksi demi terciptanya generasi penerus yang berkualitas baik secara moral maupun mental.
Anak merupakan permata bagi orang tua. Banyak orang tua yang mendambakan seorang anak namun tak kunjung mendapatkannya. Maka dari itu, anak merupakan anugerah dan karunia Tuhan yang harus kita jaga dan tidak boleh disia-siakan. Keberhasilan seorang anak dapat tercapai melalui pendidikan. Banyak orang mengidentikkan pendidikan dengan dunia sekolah. Meskipun sebenarnya pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah saja, melainkan dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Tokoh pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara telah mencetuskan konsep Tri Pusat Pendidikan (tripusdik) yaitu pendidikan oleh dan diperoleh dari keluarga, pendidikan oleh dan diperoleh dari sekolah, dan pendidikan oleh dan diperoleh dari masyarakat.
Tak dapat dipungkiri keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pendidikan anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi tumbuh kembang anak. Karena orang yang paling dekat dengan anak adalah orang tua, maka peran pendidik dimainkan oleh orang tua. Pembentukan karakter anak baik dalam hal keagamaan ataupun sosial dimulai dari keluarga. Oleh karena itu, setiap orang tua harus mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk perkembangan anak.
Pendidikan berikutnya adalah sekolah. Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya anak-anak dari kalangan dan latar belakang yang berbeda. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dijalankan secara sistematis serta mengikuti standar yang telah ditetapkan negara. Disekolah diajarkan ilmu pengetahuan yang tidak hanya berupa konsep dan teori saja namun juga sikap dan keterampilan ilmiah. Di sekolah disisipkan pula pendidikan karakter dan adapula istilah “Hiddencurriculum”. Hidden curriculum berkaitan erat dengan moral meliputi sikap, tingkah laku, keteladanan, kemampuan individual dan apapun yang tercermin dari pribadi seorang guru. Contoh penerapannya yaitusikap sopan santun, menjaga kebersihan, peduli dengan sesama, tolong menolong, dan sebagainya.
Peran guru sangat menentukan bagi keberhasilan dan kualitas pendidikan. Seorang guru merupakan figur yang menjadi panutanbagi anak didiknya. Karena anak-anak memandang guru adalah sosok yang harus digugu dan ditiru, sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak. Tak jarang anak lebih patuh jika diajari oleh guru daripada orang tuanya sendiri. Untuk itu sebagai seorang guru perlu memahami tugas dan tanggung jawabnya serta menaatikode etik sebagai guru.
Pusat pendidikan yang ketiga adalah masyarakat/lingkungan. Lingkungan mempunyai pengaruh besar pula dalam membentuk dan menentukan sikap dan perilaku anak. Hal ini dikarenakan dari pergaulan akan berimbas pada pola pembentukan sikap dan pikiran seseorang. Masyarakat dimana anak hidup memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan, mengarahkan, dan mengontrol perilaku mereka. Lingkungan saat ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi khususnya internet . Arus informasi yang begitu deras sangat berdampak pada pemikiran anak. Oleh karena itu tanggung jawab orang tua adalah memantau pergaulan anak terutama dalam penggunaan smartphone dan gadget. Jangan sampai anak terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat. Jadi jika ketiga pusat pendidikan tersebutbersinergi dengan baik maka generasi kita pasti akan sukses.
Oleh :
Apriatul Zulaina, S.Pd.
Guru SDN Krendetan, Bagelen, Purworejo